Kamis, 25 Oktober 2007

Kenapa Cowokku Bukan Orang Kaya, Tuhan??

Sudah beberapa hari ini lampu merah depan kantorku "error" nyalanya suka - suka dia, kadang nyala, kadang engga. Ini pasti berpengaruh buat penyebrang jalan kaya gue. Maklum di jalan protokol macam begini, nyebrang jalan di zebra cross tuh ga sepenuhnya aman. Ga usah nunggu lampu merah error, pas normal aza kalo nyebrang di zebra cross sama aja dengan taruhan nyawa. Soalnya belakangan ini, entah karena BBM yang melambung tinggi, atau entah karena apa, para pengemudi banyak yang menderita "buta warna" ga bisa ngebedain mana ijo mana merah. Alhasil, meskipun lampu untuk penyebrang jalan sudah berwarna ijo, gue tetap haru ekstra ati2, kalo ga mau di"endus" ama gerobak bermesin...Ough...

Kemaren, sampe dengan hari ini, lampu merah mati total, sempurna sudah pergumulan penyebrang jalan. Tiba2 ada seorang ibu yang mengomando kami untuk menyebrang bergerombol. Cukup ngeri sih, tapi dari pada absensi ku jadi merah, lebih bae aku ikutan "ndableg" Ajaib.....kendaraan tak ada yang nekat bersliweran...Lah iyalah.. apa mau ditimpukin rame2 ama kita2 ??

Ach...aku jadi faham dengan ayat yang menuliskan "Tiga lembar tali tak mudah diputuskan (Pkh 4 : 12).

Seringkali... dalam perjalanan hidup, kita harus melintasi jalan berbahaya. yang kita butuhkan adalah rambu-rambu hidup yang mengamankan kita. Seringkali...dalam lintasan berbahaya itu...kita ingin menyebrang sendiri.. mengatasi hilir mudik lalu lintas seorang diri..Bahkan.. seringkali ketika lintasan hidup yang berbahaya itu membuat kita tak lagi bisa merasakan hadirat Tuhan.. kita lantas berpikir bahwa "Ibadah itu useless" atau "sharing ama temen itu useless" sehingga tak jarang, masalah sering membuat orang ogah2an kebaktian, apatis dengan pertemuan ibadah atau sejenisnya.

Teman, tahukah... bahwa ketika kita menghadapi masalah itu sama halnya ketika kita sedang mencoba menyeberangi lintasan lalu lintas yang super ramai tanpa lampu merah? Kiri kanan kita yang ada cuma bahaya. Dan resiko tertinggi yang kita pertaruhkan adalah Tubuh, Jiwa, Roh.

Coba bayangin... dengan adanya lampu merah saja, para pengemudi itu bisa cuex bebek dengan keselamatan kita.. sebodo teuing lah yang penting cepet sampe. apalagi tanpa lampu merah....dan satu satunya cara untuk menyeberang dengan selamat adalah menyeberang secara bergerombol. Ini berarti ... sangatlah berbahaya bagi kita jika, memilih untuk "menyendiri", dan menghindari segala sesuatu yang berbentuk persekutuan orang kudus, ketika sedang di rundung masalah. sangat berbahaya... karena musuh akan lebih mudah menabrak dan membinasakan kita.

Tepat seperti ayat yang tertulis dalam Ibrani 18 : 25,"janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan2 ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat."

Ketika kita ada dalam persekutuan yang sehat, maka akan ada nasihat yang sehat, yang mendorong, menghibur, dan menguatkan. Ini merupakan pasukan pengaman yang Tuhan berikan agar kita sanggup menyeberang dengan selamat.

Well.. di akhir perenungan ini....saya cuma ingin mengingatkan :mungkin ada rekan2 yang lagi pengen menyendiri. Jangan lama2 menyendirinya, ya?? Musuh terlalu banyak di sekitar kita. "Mereka" ga peduli dengan keselamatan kita yang diinginkan malah "kebinasaan" kita. Segeralah bergabung u/ beribadah. Segeralah kembali bersekutu dengan orang2 kudus Allah. Kalaupun kamu ingin menyendiri... menyendirilah bersama Allah untuk mendapatkan kelegaan, dan.. segeralah kembali berkumpul dengan sodara2 seiman....bukankah "berdua lebih bae dari pada seorang diri?"

Selamat kembali menikmat persekutuan yang mesra dengan Allah, dan sesama. Bappa menunggu..... hai para anak hilang...........

Tidak ada komentar: