Kamis, 04 Oktober 2012

P U L A N G

Apa yang kau rasakan di dadamu saat mendengar kata PULANG? Atau apa yang kau rasakan ketika tiba saatnya pulang? Ketika kata PULANG terdengar, aku merasakan damai, tenang, dan senang.

Saat aku masih remaja dalam asuhan Ibu dan Bapakku, pulang akan membawaku pada pelukan hangat mereka. Sambutan yang selalu saja antusias juga kelegaan yang terpancar di mata mereka karena aku tiba dengan selamat sampai di rumah.

Saat aku pulang, itu berarti aku bisa menikmati ketenangan, kedamaian, juga kehangatan cinta di dalam rumah. Suguhan yang sangat menyehatkan jiwa. Aku bisa duduk bersila di atas sofa rotan Bapakku. Atau makan muluk (menggunakan tangan tanpa sendok/garpu). Aku bisa menyanyi dengan suara lantang tanpa ada yang protes. Aku bisa melakukan hal-hal yang menyenangkan tanpa mengganggu ataupun diganggu orang lain.

Ketika aku dewasa, menikah dan memiliki anak...tetap saja aku merasakan hal yang sama. Pulang berarti..membawaku pada sekelompok komunitas yang menerimaku dengan penuh cinta. Pulang selalu saja menebarkan kedamaian di hati. Disambut anak-anak dengan mata berbinar, juga belahan jiwa yang selalu saja merentangkan tangan untuk memeluk hangat (hey ...kangen jadinya). Pulang .. membuatku merasakan arti : ditunggu dan diharapkan.

Apa arti PULANG bagimu, kawan?









 Bagaimana denganmu?

Jumat, 13 Juli 2012

Pendoa Kecil

Hari yang sangat melelahkan. Pekerjaan yang cukup menguras energi, ditambah lagi jalanan yang luar biasa macet membuat sakit kepala yang dari pagi aku tahan menjadi terasa makin kuat mencengkeram kepalaku. Hasil cek tensi darah memang cukup rendah 90/60 daripada biasanya di 110/80.

Begitu lelah dan tersiksanya badan tanpa aku sadari aku mengeluh sembari berbaring,"Oh Tuhan..ni badan kok rasanya sakiit sekali!" Dan di menit berikutnya aku sudah tertidur. Baru terbangun saat Farrel anak sulungku terisak-isak di sebelah kakiku sambil memijit lembut.

"Kakak mengapa menangis? Bertengkar dengan Adik?" tanyaku. Bukannya menjawab dia malah menghambur ke pelukanku dan bertambah keras tangisnya seraya berkata,"Mama jangan mati, kalau mama mati...siapa yang jagain aku?"

Aku hampir saja tidak bisa menahan tangis sekaligus tawaku. Rupanya kepergian Papanya membuat anak-anak ini merasa bahwa akulah milik mereka yang paling berharga. Aku memeluknya lembut dan mencoba menghiburnya.

Ketika saat tidur tiba, mata Farrel tak jua terpejam dia masih saja mengamati aku yang nyaris tertidur.
"Mengapa kakak tidak tidur?" tanyaku
"Mama jangan sakit. Jangan jadi tua. Jangan meninggal!" jawabnya.
Agak sulit sebenarnya aku memilih kata untuk menjelaskan tentang konsep hidup dan kematian. Malam itu aku memilih untuk mengingatkannya bahwa kekuatirannya tidak akan membuat keadaan tambah baik. Aku memintanya berdoa agar aku lekas sembuh.

Seperti layaknya seorang Pendoa, dia mengangkat tangannya dan berdoa lembut,"Ya Tuhan, tolong sembuhkanlah mamaku!" perlahan tangannya ditumpangkan ke atas kepalaku dan berkata,"Dalam Nama Yesus, mamaku sembuh!"

Ketika Farrel mendoakan teman-temannya kalau tidak masuk karena sakit aku terharu karena dia memiliki hati yang lembut untuk mengasihi orang lain. Namun ketika anak itu mendoakan aku secara khusus karena aku sakit..bukan haru saja yang aku rasakan..satu perasaan yang sulit untuk aku ungkapkan di sini.

Aaah.. ini sekedar catatan, yang merekam betapa anak-anak menirukan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan. Sekedar menyelamatkan kenangan bahwa di masa-masa keluguan anak-anak muncul hati yang mulia untuk menjadi pendoa-pendoa kecil. Pendoa-pendoa yang tentu saja doanya sangat sederhana dan didengar oleh Tuhan yang mengasihi kita semua.

Sabtu, 19 Mei 2012

4 Senjata Orang percaya dalam Peperangan Iman

Tulisan ini disesuaikan dari khotbah Bpk. Pdp. Hiob Dongoran, pada khotbah Minggu Raya, 15 April 2012 di GPdI Pasarrebo. Dengan tidak mengurangi maknanya penyajian dalam bahasa tulis sepenuhnya disusun berdasarkan gaya bahasa penulis. Semoga menjadi berkat bagi kita semua.

* * *
Betapa mengagumkan jika kita melihat hidup kita. Selain kehidupan ini adalah anugerah yang besar dari Tuhan masih ada anugerah lain yang mengiringi kita di sepanjang perjalanan. Anugerah itu adalah Penyertaan Tuhan sendiri.

Hari-hari ini saya tengah bergumul tentang sesuatu yang berat untuk saya sampaikan secara terbuka di sini. Hari-hari ini masa depan saya seperti diletakkan di meja judi sebagai jaminannya. Sebagai manusia biasa wajar rasanya jika saya terpukul hingga duduk bertumpu pada kedua lutut saya. Pergumulan saya bukan semata-mata menyangkut hidup saya sendiri tapi juga menyangkut masa depan anak-anak saya. Ini adalah saat-saat dimana saya merasakan “derita” sebagai seorang single fighter sekaligus single parent.

Di satu titik yang membuat saya berlutut tak berdaya ini Firman Tuhan berbicara begitu jelas tentang bagaimana DIA memperlakukan saya, anak-Nya. Setidaknya ada 4 hal yang harus kita lakukan supaya kita menang di dalam peperangan iman kita.

1.      Orang Percaya Harus Berserah Penuh Kepada Tuhan serta dengan Rela Meninggalkan Dosa.

Manusiawi rasanya jika kita terpukul saat masalah demi masalah datang dan seolah-olah ingin menimbun kita hidup-hidup. Namun jangan berhenti pada kemanusiawian kita, ingatlah bahwa orang-orang yang percaya kepada YESUS menjadi manusia-manusia Illahi.

Berhentilah kuatir tentang masa depan, sandarkan sepenuhnya harapan kita di bahu-Nya. Dan pegang tangan kekar itu kuat-kuat agar kita tetap aman dan sentosa. Kepada orang-orang yang berserah penuh kepada-Nya, Tuhan akan melakukan hal-hal berikut ini : (Yesaya 45 : 1 - 5)
  • Bangsa - bangsa ditundukkan. Ini berbicara tentang bagaimana Tuhan mau menundukkan atau membereskan setiap persoalan yang menjadi musuh-musuh kita. Tuhan mau bangkit melawan musuh-musuh yang tidak bisa kita atasi dengan pikiran dan akal kita yang terbatas. (ayat 1a) "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja.
  • Pintu-Pintu Gerbang dibuka, palang-palang besi dipatahkan. Artinya Tuhan akan membukakan jalan yang tertutup bahkan ketika penutup jalan itu terlalu keras untuk dihancurkan, DIA mau mematahkan palang-palang besi yang menghadang dan menunjukkan kepada kita jalan-jalan yang terbuka agar kita bisa melewati dengan aman. (ayat 1b) dan (ayat 2) supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup: Aku sendiri hendak berjalan di depanmu dan hendak meratakan gunung-gunung, hendak memecahkan pintu-pintu tembaga dan hendak mematahkan palang-palang besi. 

  • Kasih sayang Tuhan sudah tidak perlu diragukan lagi. Jika Tuhan Yesus saja diserahkan bagi keselamatan kita, tidakkah Tuhan akan memberikan segala sesuatunya kepada kita yang percaya kepada-Nya? Jika hari ini kita kuatir tentang pundi-pundi masa depan, maka lihatlah apa yang dikatakan-Nya tentang itu. (ayat 3b) Aku akan memberikan kepadamu harta benda yang terpendam dan harta kekayaan yang tersembunyi, supaya engkau tahu, bahwa Akulah TUHAN, Allah Israel, yang memanggil engkau dengan namamu.
  • Karena dalam, panjang, luas yang tak terukur itu kita tidak bisa menebak melacak, menebak, bahkan mengira-ngira perbuatan Tuhan yang dahsyat. (2 Korintus 9 : 8) Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.
Perbuatan-perbuatan dahsyat ini hanya akan kita alami jika kita hidup selaras dengan kehendak-Nya. menjaga kekudusan kita dengan sungguh-sungguh dan tetap mengusahakan hal-hal yang baik di dalam hidup kita. Tetap berdoa, bekerja dengan sungguh-sungguh dan menjaga kekudusan dengan takut dan gentar kepada Tuhan.
2. Penuhi hati kita dengan pujian dan ucapan syukur (2Tawarikh 20 : 20-22)
Jika kita ingin memenangkan peperangan iman, hal kedua yang harus dikenakan oleh orang-orang percaya adalah hati yang penuh ucapan syukur dan puji-pujian kepada Allah. Ketika kita memuji Allah dengan penuh sukacita maka hati kita diberikan ketenangan, Allah bertahta di atas pujian. Dan ketika Allah bertahta di atas puji-pujian alkitab pencatat banyak hal...kemenangan akan jatuh dipihak kita. (Tembok Yeriko dirobohkan, belenggu Petrus dipatahkan, dsb)
3. Hidup dalam iman dan Firman (Efesus 6 : 16 -17)
Banyak orang di era ini merasa betapa bodohnya orang yang selalu berpusat kepada Firman Tuhan. Betapa orang-orang seperti itu tampak seperti orang-orang aneh di antara orang yang merasa diri normal. Dewasa ini banyak orang lebih memilih stress daripada belajar untuk beriman teguh kepada Tuhan. Di sisi lain ada juga yang beriman dengan cara yang salah. 
Ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa kita kategorikan sebagai peristiwa yang tidak masuk akal. Banyak orang menjadi gelisah ketika tidak mengetahui secara pasti masa depan dan nasibnya. Banyak orang menjadi sakit ketika tertekan. Banyak yang memilih kehilangan banyak hal ketika hanya terpekur meratapi nasib dan takut melangkah untuk mengatasi setiap permasalahan. Peristiwa-peristiwa semacam ini hanya bisa kita hadapi dengan cara Illahi, yaitu Beriman Teguh. Darimanakah datangnya Iman? Dari mendengarkan Firman Tuhan.
Jadi teman-teman, jangan malu untuk berlari mengadu kepada Tuhan dan mengandalkan perkataan Tuhan sebagai kekuatan kita. Namun tetaplah mengusahakan hal yang baik bagian kita. Karena ada bagian yang harus kita kerjakan, ada juga bagian Tuhan yang membela kita. Keduanya harus berjalan seimbang. Namun juga jangan gegabah ketika kita harus hanya berdiam menantikan pertolongan Tuhan, agar jangan sampai menimbulkan kerugian yang lebih besar. Mari kita berjalan berdasarkan pimpinan-Nya.

4. Tunduk Pada Kehendak Allah ( 1 Petrus 4 : 1-2)
Allah akan membela orang-orang yang berharap kepada-Nya. Orang-orang yang dekat dengan DIA harus memiliki sikap tunduk dan menjauhi dosa. Karena pembelaan hanya akan berlaku bagi orang yang mau sejalan, sehati, sepikir dengan Tuhan. Orang yang memilih hidup dalam dosa tidak bisa disebut sejalan, sehati dan sepikir dengan Tuhan. 
Empat senjata ini memberikan jaminan kemenangan bagi orang percaya. Asalkan kita sungguh-sungguh merespons apa yang menjadi bagian kita dan membiarkan Tuhan melakukan apa yang menjadi bagian-Nya.

Saya terberkati dengan khotbah ini, semoga penyajian kembali dengan bahasa tulis saya tetap bisa menjadikan berkat yang serupa bagi rekan-rekan semua.












Selasa, 15 Mei 2012

Lelaki di Perempatan

selalu duduk di situ
di perempatan yang berdebu
sunyi saat malam
kelabu saat mendung
dan hiruk pikuk saat siang

dia bertelanjang dada
hanya kulit yang menutup tulang belulangnya
tatap matanya kosong

sesekali dia berbicara dengan angan-angannya
seringkali dia berteriak memanggil kekasihnya

lelaki itu setengah gila
menatap kosong masa depannya
tersenyum pada khayalan
tertawa pada impian
menangisi kenyataan

biasanya dia hanya diam di situ
di perempatan dekat rumahku
tapi hari ini dia berjalan
berkeliling....menyusuri jalan-jalan angkutan kota
sambil berteriak,"dimana istriku? dimana anakku?"
terus memukul dadanya
sambil menangis nyaring

ketika tak sengaja mata kami bersiborok
tiba-tiba cahaya matanya menyala
dan bertanya,"hei, istriku kemana saja kamu? aku merindukanmu!"

ku tengok sekelilingku
hanya ada aku
tak ada perempuan lain
kembali ku menatapnya

kini tangannya terentang hendak memelukku
lelaki setengah gila yg bertelanjang dada itu kegirangan melihatku
aku?
aku ketakutan....berbalik dan berlari sebisaku


Jakarta, 5 Februari 2012
(diposting di FB)

Senin, 07 Mei 2012

Memaki Hingga Lelah

Aku memaki Sang Putri yang korupsi dan tetap saja tertawa manis. Sumpah serapahku tak henti menghujani. Ah, kurang tinggikah gajinya? Kurang banyakkah fasilitas yang diterimanya? Hingga dia masih juga meminta jatah dengan tidak hormat?

Aku mengutuki Sang Putri yang masih saja tampak cantik dan sexy meski di dalam jeruji besi. Haah...kecantikan karena bermandikan uang korupsi. Menyayat nadi rakyat menghisapnya hingga mati. Sesuatu yang menjadi tempat terbentuknya kejujuran malah dibangun dengan banyak noda dosa.

Aku marah!! Aku geram!! Aku ingin menamparnya!! Hingga aku lelah..lelah...dan terdiam. Habis sudah makianku, habis sudah kumpulan kutukku, habis sudah sumpah serapahku. Aku sungguh-sungguh lelah. Hingga aku terduduk, diam, tak mampu lagi berbicara.

Lembut suara dari hatiku bertanya,"Hey, Orang yang mengaku suci!! Jika aku berada di posisi Sang Putri apakah kau pasti tidak akan melakukan apa yang dilakukannya?"

.......................................
Matius 7 : 1-2
(1) "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.

(2 ) Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
.......................................

Selasa, 01 Mei 2012

Pedang Bermata Dua

"Ma, temani aku dong. Mbak sudah tidur, aku takut nich sendirian nonton TV!" pinta Farrel anak sulungku ketika aku masih menidurkan Joshua adiknya.

"Gak usah takut, Kak. Pintu kamar mama buka jadi bisa sambil menemani kakak dari sini!"jawabku

"Tapi aku takut setan, Mama!"rajuknya

"Gak usah takut setan, kan Tuhan Yesus menjaga kita semua. Kalau ada setan kakak usir aja di dalam nama Tuhan Yesus. Kalau gak bisa ngusir teriak aja bilang Tuhan Yesus tolong usir setannya doong!! Kakak takut nich!"jawabku serius. (Mrk 16:17a Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku,)

Farrel tidak membantah, kembali menonton acara kesayangannya dan membiarkan aku menidurkan adiknya. Hari berlalu saya sudah melupakan peristiwa itu. Farrel memang tidak pernah lagi merengek meminta ditemani jika saya sibuk menidurkan adiknya.

Pada suatu hari, ketika libur dan menemani anak-anak bermain di rumah mendadak langit gelap dan hujan mengguyur deras sekali. Farrel asyik memandangi teman-temannya yang bermandi hujan. Aku segera menyuruhnya masuk takut dia sakit. Selain itu kilat sedang menyambar-nyambar dan suasana (sejujurnya) membuat saya takut.

"Masuklah, Kak! Mama takut lihat kilatnya, yuk!" ajak saya

Farrel menurut, segera meninggalkan tepian teras yang dekat jalan dan duduk di teras kami sendiri. "Loh, ayo masuk, Kak! Hujan dan kilatnya gede nich! serem ah!" seruku

Farrel menatapku dengan tatapan polosnya dan mengalirlah satu kalimat yang membuat saya terkaget-kaget,"Kan ada Tuhan Yesus, DIA kan yang jaga kita. Kalau mama masih juga takut tinggal bilang aja sama DIA agar kilatnya  diberentiin! "

Memang ungkapan Farrel yang begitu sederhana tadi memang harus diluruskan. Tapi caranya mengimani keberadaan Tuhan yang menjaga dan melindungi cukup membuat saya terharu dan belajar sesuatu. Ungkapan itu juga yang membuat saya belajar bahwa Firman Tuhan yang kita ajarkan kepada anak atau siapapun menjadi satu pedang bermata dua.

Ah, andai saja aku bisa seperti Farrel yang mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Tuhan, sudah barang tentu aku tidak perlu mengalami stress saat tekanan hidup terasa berat. Memiliki iman polos anak kecil yang tahu bahwa Tuhan yang menjaga DIA akan selalu menjamin kehidupan kita, tentu akan memudahkan saya melewati masa-masa yang tidak masuk akal. Memiliki iman polos anak kecil pasti membuat saya lebih berani menghadapi masa depan yang penuh harapan. (Mzm 121:5 Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu.)

Farrel, mama bangga padamu. Hari ini 1 Mei 2012, genap 5 tahun usiamu. Sesuai dengan namamu : JONATHAN FARREL KOLONDAM (Anugerah Terindah yang Pemberani bagi keluarga) kamu memang menunjukkan karakter seorang pemberani yang tangguh, namun memiliki hati seorang murid yang mudah dan suka diajar.

Doa Mama, kiranya Tuhan Yesus memberkatimu dengan kesehatan, kecerdasan, kemujuran, juga hati yang taat kepada Tuhan dan patuh di bawah pengasuhan Mama. Mama bukanlah orangtua yang sempurna, tapi percayalah bahwa Mama akan terus berusaha menjadi orangtua yang terbaik untukmu.

Mama mengulik kalimat seorang yang penuh hikmat Allah, untukmu pelita hati mama (Amsal 3: 11-16)
(11) Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. (12) Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi. (13) Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian, (14) karena keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas. (15) Ia lebih berharga dari pada permata; apapun yang kauinginkan, tidak dapat menyamainya. (16) Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
..............................







Jumat, 20 April 2012

A m b i g u

satu mata
satu telinga
sepuluh mulut

mereka berjalan
menatap hampa
sesekali bertubrukan
lalu tertawa tanpa makna

tubuh mereka
genta
ceracap
kecapi
genderang

riuh dalam tiap gerakan
mencari sesuatu
kesana..kesini

tatap mata mereka bingung
..kasihan..

tak bisa membedakan
malam dari siang
terus bergerak
bersuara

penasaran
ku bertanya
"mencari apa?"
serentak mereka menoleh
tatap kosong begitu mengerikan
serempak mereka menjawab
"mencari otak! kau tahu dimana otakku?"

Jakarta, 20 April 2012
melihat sesuatu yang tak terlihat

Selasa, 21 Februari 2012

Suatu Hari di Rumahku

"Mamaaaa!!" teriak Joshua menyambut kepulanganku dari Gereja pagi itu. Suara jernih itu membuatku bersyukur, setelah beberapa saat lamanya aku mengkhawatirkan kesehatannya.

Semalam Joshua terkena serangan asma ringan, namun tetap saja membuatku cemas. Hujan yang mengguyur deras membuat suhu udara berubah ekstrim, dan itu yang mencetuskan alerginya.

Sepanjang ibadah pagi dalam pelayananku, aku hanya bisa memohon belas kasihan Tuhan untuk menyembuhkan Joshua. Setidaknya jangan bertambah parah. Dan suara jernih Jojo menyambutku pagi itu menjadi jawaban yang sangat melegakan.

Seharusnya kami mesti berangkat untuk Sekolah Minggu, namun hujan tak kunjung reda. Aku putuskan di rumah saja, meskipun Farrel dan Joshua sudah protes dengan keputusanku. (diam-diam aku jadi berbisik minta Mobil sama Tuhan ;) )

Melihat aku berganti baju rumah, mereka kembali ke tempat mereka bermain. Joshua berlari ke meja makan, diambilnya selembar roti tawar. Tangan kirinya trampil mengoleskan mentega, masih dengan tangan kirinya..dia mulai menaburkan meisis. Begitu selesai, dia membawanya kepadaku dengan mata yang berbinar-binar,"Ini untuk mama. Dimakan ya Ma, biar sehat selalu!"

Mataku membola, tentu saja hatiku jadi deg deg ser tak karuan. Jo pun menampakkan ekspresi yang sangat senang saat aku memuji roti lapis buatannya sangat enak. Ekspresi yang terekam sampai saat ini.

Selesai aku menyantap roti itu, Jo kembali mendekat dan memelukku erat sambil berkata,"Ua (bc:Joshua) sayang mama, Ua gak mau mama sedih dan menangis kaya semalam."

Ingin rasanya nangis di tempat mendengar penuturan tulusnya. Semalam saat Joshua sedikit sesak aku sempat menangis (duh! mestinya gak boleh ya?) dan bilang,"Aduh Jo, andai bisa mama gantikan..mama saja yang sakit!" Joshua yang mulai mengantuk hanya mengeratkan pelukannya. Rupanya hal itu yang membuatnya ingin menghiburku dengan menghidangkan roti tawar lapis mentega pagi itu.

Mengingat hal itu, aku jadi teringat ibuku. Salah satu hal yang aku kagumi dari almh. Ibu adalah ketegaran beliau. Kesanggupan beliau untuk tetap tampil tenang sekalipun dadanya sedang bergemuruh. Kemampuan beliau untuk tetap menatap lembut sekalipun kemarahan tengah berkobar di hatinya. Juga kesanggupan beliau untuk tidak menangis di depan anak-anaknya yang sedang sakit, sekalipun aku tahu Ibu juga pasti menjerit sedih dalam hatinya waktu aku bolak balik masuk rumah sakit.

Ibuku…bukanlah seorang wanita yang sempurna. Namun kasih sayangnya menutupi semua kekurangan yang sempat tergores dalam ingatan kami anak-anaknya.

Setelah aku menjadi ibu dari dua anak laki-laki yang lucu-lucu itu, kekagumanku kepada beliau bukannya menyurut tapi malah makin menyala.

Dan ungkapan sayang Jo yang begitu tulus membuatku sedikit menyesal. Dulu aku tidak pernah mengatakan betapa aku menyayangi ibu. Kami memang tidak pernah bertengkar, tapi seingatku aku belum pernah melakukan hal yang sedikit istimewa untuk ibuku.

Andai waktu itu aku melakukan apa yang dilakukan Jo kepadaku, ibu pasti merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan saat ini bukan? Ah, Bu...waktu memang tak bisa diputar agar aku bisa melakukan apa yang tak sempat aku lakukan. Aku hanya bisa berharap ibu tahu betapa aku mencintaimu meskipun perasaan itu tak pernah aku ucapkan.

Dan kamu, kawan...kalau kau masih punya Ibu, ini kesempatanmu untuk menyapanya dan mengatakan betapa kau mencintainya.**

Jumat, 13 Januari 2012

DIA Ada

Percaya atau tidak
TUHAN ada
tidak ber-ibu juga tidak ber-ayah
DIA ada karena memang DIA ada

diakui atau tidak
TUHAN itu Maha Kuasa
di atas langit atau di kolongnya
di atas bumi bahkan di perutnya
ada dalam kendali-Nya

diterima atau tidak
TUHAN itu Maha Hadir
dalam istana
rumah mewah
atau gubuk yang papa
di tepi telaga
tengah laut
bahkan tempat-tempat yang tak terjangkau

suka atau tidak
TUHAN itu Maha Melihat
segala kebaikan juga kejahatan
di tempat terbuka pun tertutup
DIA pemegang pedang keadilan

bisa dirasakan atau tidak
TUHAN itu Maha Pengasih
mengasihi para pendosa
sebesar kasih-Nya kepada orang-orang yang merasa baik

setuju atau tidak
DIA sering bergerak berlawanan dengan pemikiran manusia
setuju atau tidak
DIA yang Maha Segalanya
pernah bertindak satu hal BODOH di mata manusia
yaitu dengan menjadi manusia, lalu menamai diri-NYA YESUS

cinta-NYA pada kita
membuat-Nya tak peduli
pada penolakan, cacimaki, hujatan bahkan penyaliban

DIA bergerak dalam kasih-NYA
menggunakan kedaulatan-NYA untuk kebaikan ciptaan-NYA

Masih ingatkah kau pada YESUS?
atau...kisah-NYA makin bias
tergusur pemikiran kita yang seolah makin pintar
tergeser analisa yang tampaknya semakin benar?

....
Jakarta, merenung di senja yg sepi
....

Rabu, 04 Januari 2012

Papa Yang Pakai Baterai

Joshua menyusup ke pangkuan saat aku masih berdoa pagi, bersamaan dengan adzan subuh yang menggema di RT sebelah. Segera setelah kusudahi doa pagiku, seperti biasa Joshua segera mengajakku bercakap – cakap.

“Ma, Tuhan Yesus itu hebat, ya?” tanyanya dengan wajah polos.

“Iya Nak, Dia juga sangat mengasihi kita. Itu sebabnya Tuhan Yesus senang kalau kita mengajak-Nya bercakap-cakap melalui doa!” jelas saya singkat

“Ma, apa Jojo boleh minta Papa kepada Tuhan Yesus?” lagi tanyanya

Aku diam sebentar, sedikit perasaan getir mengusikku pagi itu. Namun toh aku juga tidak bisa melarangnya untuk meminta sesuatu yang baik kepada Tuhan, bukan? Dengan tersenyum aku mengangguk.

“Okey, Jojo mau minta Papa yang pakai baterai!” jawabnya antusias

“Apa? Maksud Jojo robot-robotan? Kan sudah punya?” sergahku

“Bukan mama, Papa yang pakai baterai!” tegasnya dengan sungguh-sungguh

“Mama gak ngerti, ah!” jawabku mulai putus asa

“Itu lho Ma, Papa yang di belakangnya pakai baterai tiga!” jawabnya ngotot

“Mengapa harus Papa yang pakai baterai?”tanyaku lagi

“Supaya kalau meninggal, tinggal ganti baterai bisa hidup lagi!”jawabnya polos

Hening sebentar, aku masih mencoba memahami jalan pikirannya. Di detik berikutnya meledaklah tawa dan tangisku secara bersamaan. Pagi itu Joshua jadi ikut tergelak karena tak luput dari ciuman dan kelitikan gemasku.

Sudah lebih dari setahun Joshua kehilangan papanya namun ternyata masih membuatnya merindukan sosok pria dewasa yang mencintainya. Dan belajar dari pengalaman bahwa Papanya yang sudah almarhum (tidak pakai baterai) itu tidak bisa bangun lagi, dia jadi berpikir mengapa tidak meminta manusia yang bisa di recharges seperti HP. Atau bisa diganti roh seperti robot-robotan diganti baterainya. Duh Le, ada-ada saja 

Jakarta, di pagi hari