Rabu, 04 Januari 2012

Papa Yang Pakai Baterai

Joshua menyusup ke pangkuan saat aku masih berdoa pagi, bersamaan dengan adzan subuh yang menggema di RT sebelah. Segera setelah kusudahi doa pagiku, seperti biasa Joshua segera mengajakku bercakap – cakap.

“Ma, Tuhan Yesus itu hebat, ya?” tanyanya dengan wajah polos.

“Iya Nak, Dia juga sangat mengasihi kita. Itu sebabnya Tuhan Yesus senang kalau kita mengajak-Nya bercakap-cakap melalui doa!” jelas saya singkat

“Ma, apa Jojo boleh minta Papa kepada Tuhan Yesus?” lagi tanyanya

Aku diam sebentar, sedikit perasaan getir mengusikku pagi itu. Namun toh aku juga tidak bisa melarangnya untuk meminta sesuatu yang baik kepada Tuhan, bukan? Dengan tersenyum aku mengangguk.

“Okey, Jojo mau minta Papa yang pakai baterai!” jawabnya antusias

“Apa? Maksud Jojo robot-robotan? Kan sudah punya?” sergahku

“Bukan mama, Papa yang pakai baterai!” tegasnya dengan sungguh-sungguh

“Mama gak ngerti, ah!” jawabku mulai putus asa

“Itu lho Ma, Papa yang di belakangnya pakai baterai tiga!” jawabnya ngotot

“Mengapa harus Papa yang pakai baterai?”tanyaku lagi

“Supaya kalau meninggal, tinggal ganti baterai bisa hidup lagi!”jawabnya polos

Hening sebentar, aku masih mencoba memahami jalan pikirannya. Di detik berikutnya meledaklah tawa dan tangisku secara bersamaan. Pagi itu Joshua jadi ikut tergelak karena tak luput dari ciuman dan kelitikan gemasku.

Sudah lebih dari setahun Joshua kehilangan papanya namun ternyata masih membuatnya merindukan sosok pria dewasa yang mencintainya. Dan belajar dari pengalaman bahwa Papanya yang sudah almarhum (tidak pakai baterai) itu tidak bisa bangun lagi, dia jadi berpikir mengapa tidak meminta manusia yang bisa di recharges seperti HP. Atau bisa diganti roh seperti robot-robotan diganti baterainya. Duh Le, ada-ada saja 

Jakarta, di pagi hari

7 komentar:

Anonim mengatakan...

Seorang anak selalu membutuhkan FIGUR, suatu HUBUNGAN memang tidak tergantikan dengan apa pun, bapa didunia tidak lah sempurna tapi selalu ada figur yang tidak pernah Of line, dia selalu HADIR, kemana pun, dimana pun, DIA lah BAPA DISURGA

Jbu

imelda mengatakan...

pemikiran anak-anak yang segar begini justru membuat kita sadar akan kebesaran Tuhan... dan membuat kita merasa bahagia memiliki anak-anak itu. Sering aku berpikir anak-anak itulah guru kehidupan.

DV mengatakan...

Aku merasa semakin bersahabat dengan anakmu, Ris... Seperti memiliki kenangan yang sama tentang sosok ayah.

Hingga sekarang pun aku masih sangat sering tersadar dan tiba2 bertanya "Eh, Papa kemana ya?" meski sedetik kemudian aku sadar bahwa beliau sudah meninggal...

Tuhan menguatkan!

Applausr mengatakan...

Cerita yang menarik....

Kita akan benar benar kehilangan kalau orangnya sudah benar benar tidak ada.

Sukses buat Papanya... mampu membuat anaknya ingat selalu sama dirinya.

salam kenal.

kta mengatakan...

kata yang sederhana dan polos dari seorang anak kecil membuat kita tersenyum, namun ada makna besar di balik itu semua. Cinta Kasih

wiwikwae mengatakan...

Andai nyawa manusia benar-benar bisa dicharge spt baterai ... saya mungkin akan borong beberapa baterai untuk charge orang2 terkasih yg sudah tiada :')

Unknown mengatakan...

membrebes mili aku membaca tulisanmu mbak