Selasa, 29 Januari 2008

Pak Harto dalam Kenangan -ku

Saya tidak sedang membicarakan pro atau kontra tentang pak Harto. Juga tidak sedang ingin menulis pendapat tentang yang terjadi di publik dan opini yang tercipta di sana. Saya hanya ingin menulis sekelumit kenangan masa kecil saya tentang Pak Harto.

Sejak saya masih SD, saya sangat menyukai kegiatan tulis menulis, surat menyurat atau koresponden. Entah mengapa, kegiatan tulis menulis ini membuat saya merasa bebas untuk menyuarakan apa yang ingin saya utarakan. Dan dalam kegiatan surat menyurat, membuat saya memiliki banyak sekali sahabat pena. Satu lagi hobby saya...mencoba segala sesuatu (bahkan yang nyrempet2 bahaya).

Tiba-tiba terbesit keinginan saya untuk mengirim surat kepada Bapak Presiden Suharto. Saya ingat sekali.. waktu itu saya cuma minta benda kenang2an sebagai 'aji-aji' supaya saya ketularan jadi wong gedhe (maklum, saya dibesarkan di keluarga yang multiagama, jadi waktu itu masih mengadopsi pelajaran2 dari agama dan kepercayaan tetangga).

8 bulan setelah saya mengirim surat, saya mendapatkan panggilan dari kantor pos terdekat. Mereka bilang saya mendapat surat khusus dari kepresidenan, jadi yang menerima kiriman yang harus menghadap Kepala Kantor Pos untuk mengambil kiriman. Ibu saya yang waktu itu cuma guru SD, mendadak panik. Beliau berpikir saya sudah mengirimi surat yang berisi kritikan dan hujatan kepada Pak Harto. Tapi setelah saya terangkan bahwa saya cuma minta kenang2an, beliau agak tenang. Ternyata benar, sampai di kantor pos saya bisa melihat kiriman dari Asisten Menteri Sekretaris Negara urusan Mass Media yang digawangi bpk. G. Dwipayana.

Guys,... mungkin kenang2an itu gak ada nilai materialnya, cuma berupa Foto Bapak dan Ibu Suharto, pulpen dan pensil. Tapi...adanya balasan surat yang saya terima, membuat saya jadi lebih percaya diri. Karena waktu itu saya masih kecil, saya sempat berkhayal mengapa bukan Pak Harto sendiri yang membalas surat saya...hehehe.. begini khayalan saya :

"Dwi..dwi....(maksudnya Pak Dwipayana)..aku (Pak Harto) kan lagi sibuk, tolong dibalesin ya ada rakyatku yang kirim surat minta kenang2an".... hehehee...

Setelah beranjak remaja, dan tahu sedikit tentang organisasi, saya pun tahu, pasti banyak surat yang tidak sampai langsung ke tangan Pak Harto waktu itu. Demi kepuasan rakyat (seperti aku yang masih SD waktu itu) dibuatlah sistem untuk mengatur semuanya.

Tambah dewasa, tambah tau, orang sesibuk beliau, pasti gak sempat baca surat yang gak penting macam itu...hihihiii...tapi aku justru kagum dari sini

Biarpun beliau gak sempat, kok sempat2nya mikiri untuk membentuk tim khusus yang menjawab surat2 gak penting dari anak2 SD itu ya? FYI, anak2 SD yang kirim surat ke beliau ternyata buaaanyaaak.. dengan permintaan yang ajaib-ajaib lho.

Surat balasan itu masih saya simpan hingga sekarang, terlaminating rapi. Ada satu kesan dan kekaguman, bahwa pernah ada orang besar yang berusaha menyentuh seluruh lapisan rakyat termasuk anak2 polos yang iseng minta ini itu, seolah beliau adalah santa claus.

Jika kita jadi presiden, kira2 masih sempat gak bikin Tim khusus untuk meladeni surat2 polos macam itu? Jika kita jadi presiden... apakah kita imun terhadap kesalahan2 yang sekarang dituduhkan kepada beliau? Jika kita jadi presiden......

Selamat Jalan Pak Harto.... kami memaafkan semua kesalahanmu....

Tidak ada komentar: