Jumat, 19 Juni 2015

DIBERI KUASA, UNTUK APA?



Pernah menyanyikan lagu ini ?

Ku dib’ri kuasa dari Raja Mulia
Menaklukkan musuh di bawah kakiku
Kupakai kuasa dari Raja Mulia
Jika Allah ada bersamaku siapa jadi lawanku?

Ketika kita menyanyikan dan menyadari bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus diberi kuasa, apa yang terbayang di benak kita? Kuasa untuk mengadakan mukzijat? Kuasa untuk mengusir setan? Kuasa untuk menjadi kebal terhadap segala bentuk racun maut?...Ya...tidak salah (Markus 16 : 17) memang menuliskan bahwa tanda-tanda yang diberikan Tuhan kepada orang yang percaya adalah beberapa contoh yang saya tuliskan di atas. Dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, kuasa itu bisa digunakan.

Namun pernahkah kita menyadari bahwa selain kuasa itu diberikan agar kita bisa menolong orang lain, Tuhan juga memberikan kuasa kepada kita agar kita bisa menolong diri kita sendiri. Sering kita memikirkan bahwa musuh kita adalah Iblis...ini juga tidak salah. Namun kita juga sering lupa, bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri.

Pernahkah kita mendapati diri kita adalah dua sisi yang sangat berbeda. Ketika kita tampil sebagai pelayan mimbar, kita tampil bak malaikat surga yang penuh dengan kelembutan dan kebaikan. Namun beberapa jengkal kita melangkah meninggalkan gedung ibadah...kita bisa saja tampil bak preman yang belum pernah bertobat. Seringkali kita memakan korban dari ketidakmampuan kita mengendalikan diri : anak, istri, suami, saudara kandung, dan saudara-saudara yang dekat dengan kita.

Pernahkah merasa begitu sulitnya tampil menjadi seorang yang baik di depan orang-orang yang dekat dengan kita. Ingatlah : yang sangat berpotensi untuk kita lukai atau melukai kita adalah orang-orang yang terdekat dengan kita. Ketika kita melayani orang yang tidak kita kenal..kita bisa berwelas asih dan bersabar menunggu proses. Namun ketika kita berhadapan dengan kesalahan yang dibuat oleh pasangan kita...belum tentu kita bisa bersabar seperti kita bersabar kepada orang lain.

Ketika kita mengajar anak-anak orang lain, kita bisa saja menjadi seorang yang lemah lembut, namun belum tentu kita bisa melakukan  hal yang sama ketika berada di rumah dan bersama anak-anak kandung. Padahal...mereka memiliki hati dan perasaan yang sama, yang bisa saja terluka oleh perlakuan juga perkataan kita.

Dan seringkali...kita frustasi karena kita sering bergumul dengan rasa bersalah kepada mereka yang kita kasihi. Marah yang merusak, kecenderungan untuk sinis dan ketus kepada orang-orang yang dekat dengan kita...sangat menyiksa bukan? Meskipun kita juga tahu bahwa (Amsal 16 : 32),”Orang yang sabar melebihi seorang Pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota”. Namun seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus, apa yang dilakukannya tidak seperti yang ingin dilakukan. Hatinya ingin melakukan hal yang baik, namun yang dikerjakan justru yang sebaliknya (Roma7 : 18 – 21).

Tuhan menyediakan kuasa bagi kita agar kita bisa menolong diri kita sendiri. Menaklukkan musuh terbesar yaitu diri sendiri, dan menjadikan kita lebih dari pemenang. Menang menghadapi musuh menang pula menaklukkan diri sendiri. Mari mendekat kepada Allah, DIA mau memberikan kuasa agar kita menjadi pemenang. Roh Kudus diberikan agar kita menang menghadapi tantangan, Roh Kudus juga yang memampukan kita untuk dapat menguasai diri kita sendiri. Sehingga makin lama makin sempurna menyerupai Yesus yang sempurna. Roh Kudus adalah Pribadi Allah yang peduli dengan rasa bersalah kita, Dia juga peduli dengan pergumulan batin karena karakter kita. Mari kita meminta Roh Kudus memimpin, menguasai, dan menolong kita agar kita sepenuhnya menjadi seorang yang sanggup menang atas pertarungan terbesar melawan diri kita, ego kita, kehendak kita..sehingga ......melalui hidup kita ada kesaksian yang memasyurkan nama Allah. (RE)

Tidak ada komentar: