Jumat, 19 Juni 2015

AYO KE GEREJA, MAMA



Sabtu, akhir bulan...beberapa bulan yang lalu (late post). Tidak seperti biasa proses tutup buku selesai ketika masih tengah hari. Berhubung sakit kepala yang sudah tidak tertahankan lagi dan lagi masih ada jadwal doa puasa para pelayan-pelayan saya segera pulang dan menolak ikut hangout dengan beberapa teman yang senasib dengan saya (senasib selemburan saat Sabtu J ).

Tiba di rumah sakit kepala bukannya tambah membaik tapi tambah berat, merambat ke leher, pundak bahkan punggung. Segera setelah membersihkan badan saya berbaring untuk istirahat. Perlahan Farrel masuk dan dengan bersemangat Anak Sulungku berkata,”Ayo ke Gereja, Mama. Bukankah hari ini doa puasa pelayan-pelayan? Mama kok gak siap-siap?”. saya jelaskan bahwa sore itu terpaksa tidak bisa ikut doa korporat di Gereja karena rasa sakit di kepala yang belum juga reda.

Melihat saya letoy.....Farrel malah berkata,”Mama tahu gak, kalau kita beribadah kepada Tuhan, maka Tuhan akan menyembuhkan kita. Firman Tuhan itu bisa menjadikan makanan dan minuman kita berubah menjadi obat dan vitamin bagi tubuh kita. Bukan itu saja...kalau kita beribadah kepada Tuhan maka Tuhan akan memberkati hidup kita dengan berkat yang bbbuuuaaaanyyaaaaaakkk banget!”

Denyut di kepala saya berhenti sejenak, rasa sakit itu seperti terperangah mendengarkan Farrel bertutur lancar tentang manfaat ibadah. Saya berusaha duduk dan menatap matanya. Sembari memutar memory apakah pernah saya memaksa anak itu ke Sekolah Minggu dengan kata-kata ajaib yang baru saja dia ucapkan. Seingatku tidak, Farrel dan adiknya Joshua tidak pernah susah kalau diajak kebaktian. Mereka selalu bersemangat, jadi saya yakin seyakin-yakinnya saya tidak pernah menggunakan kalimat-kalimat tersebut untuk membujuknya beribadah.
Kepo dan iseng saya kumat J,”Siapa yang bilang begitu, Kak?”
“Itu Bu Tine  (salah seorang guru Sekolah Minggunya), minggu lalu kan diajari soal itu...Cuma Kakak lupa ayatnya. Ayolah siap-siap, jangan lemes gitu Mama!”
.......
Cerita di atas hanya sebagian kecil percakapan kami sore itu. Saya tidak bermaksud membangga-banggakan Anak Sulung saya. Saya hanya ingin mengajak Pembaca semua khususnya Guru-Guru Sekolah Minggu untuk melihat betapa Firman Tuhan yang kita beritakan ternyata tidak pernah kembali dengan sia-sia. DIA kembali membawa hasil yaitu target yang diinginkan-Nya. Saya ingin kita bersyukur menjadi penabur-penabur sederhana pada lahan – lahan hati yang masih sederhana. Saya ingin mengajak rekan-rekan Guru Sekolah Minggu untuk tidak berkecil hati dan merasa kecil karena hanya melayani anak-anak, karena mereka adalah masa depan Gereja. Mungkin mereka hanya terlihat “bengong” waktu kita ajar, mungkin mereka berkelakuan sedikit mengganggu, tetaplah menabur...karena Firman Tuhan berkuasa untuk masuk ke dalam hati dan pemikiran polos mereka dan menjadikan mereka pribadi yang berbeda

Kepada para orangtua yang masih memiliki anak-anak balita atau anak-anak yang masih di bawah umur. Luangkan waktu terbaik untuk menceritakan kebenaran Firman Tuhan. Luangkan waktu terbaik untuk mengajari mereka beribadah dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Tentu akan ada perbedaan antara anak-anak yang sedari kecil dididik Firman Tuhan dan yang tidak.
Mari kita bawa mereka kepada Yesus, izinkan DIA memberkati anak-anak kita menjadi anak-anak pembawa harapan baru bagi dunia. (RE)

Tidak ada komentar: