Jumat, 28 Agustus 2009

Ya Rabi, ajarku bersyukur

Hari - hari ini…beberapa tamparan lembut singgah
menyadarkanku yang tersilap
mengajariku untuk memberikan harga yang tepat
bagi permata-permata yang kunilai seperti batu apung
dan emas perak yang kuanggap sama dengan perunggu

terlahir dari mataku yang tak henti melihat keindahan dunia
yang dimiliki sesamaku, namun aku tidak
tersebab rasa iriku hingga kubilang : ku tak beruntung

sering ku bertanya padaMU
mengapa kau beri mereka segala kepemilikan itu
dan tak mengizinkan ku memilikinya hingga aku merasa miskin?

aku iri dengan apa yang mereka miliki
aku iri dengan segala kemilau yang menghiasi
aku marah….merutuk tak henti

Kau Diam ..dan menjawab dengan caraMU

mereka datang kepadaku dan berkata
betapa beruntungnya aku
memiliki permata-permata
memiliki emas perak yang murni
bahkan bertanya, bagaimana bisa ku mendapatkannya

Oh oh..oh..rupanya leherku terlalu tinggi mendongak
Sehingga tak melihat berkat-berkat yang kupunya
berkat-berkat yang hanya bisa kudapatkan karena Engkau berkenan memberikannya
berkat-berkat yang jauh lebih elok dari apa yg selama ini kuingin memilikinya

Oh, tidak…ternyata aku tidak miskin
aku hanya tak mampu melihat harta kekayaanku
semua tertutup debu iriku, diikotori rasa tidak bersyukurku
ku menginginkan apa yang tidak aku punya
dan tidak mensyukuri apa yang aku punya
--------------------------------------
Ya Rabi, ajariku bersyukur bahkan disaat kehidupan tak memberiku alasan untuk bersyukur…karena pada hakikatnya setiap orang diberikan kebahagiaannya sesuai dengan takaran yang telah KAU tetapkan..dan semua itu terbaik bagi yang menerimanya. Sungguh Rabi, tak ada yang lebih bijak dari Engkau, Tak ada yang lebih berkuasa membuatku mengerti selaindari pada Mu
-------------------------------------
1Tim 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

7 komentar:

Femikhirana mengatakan...

kerennnnnnnnn...
makasih sudah mengingatkan :)

emang sih suka dongak terlalu tinggi, makanya bawaannya pegel2 terus hehehehe

G. Lini Hanafiah mengatakan...

bagus!
:)

Pilar Christi mengatakan...

Syukur kepada Allah karena boleh kenal Riris.....paling tdk ada yg ngingetin ya untuk yang "manis"...lanjutkan!

Q - Kiss mengatakan...

wooow, memang bersyukur itu adalah satu kewajiban kita, mengingatkan saat berkelimpahan sekaligus saat berkekurangan...
Salam.

Yohanes H S mengatakan...

Mzm 73 : 1-28 . Orang Fasik memang hidup enak , tetapi jauh lebih enak hidup orang yang dekat dg Tuhan

Domba mengatakan...

hmmm nampaknya ini puisi dgn bahasa yang tinggi.....

Saya orangnya relatif cukup tinggi (180 cm), kalu suka dongak wah kayak apa ya.....?

Anonim mengatakan...

nice posting, Mbak...
jadi reminder untukku, nggak boleh iri terhadap orang lain....

thanks for sharing...