Selasa, 16 Juni 2009

Presiden dan Lilin-Lilin Natal

Minggu lalu negeri ini diwarnai dengan kehebohan monolog seorang seniman senior yang berisi kritikan-kritikan pedas kepada Presiden SBY. Selang beberapa hari setelah kejadian, video tersebut bisa di download di salah satu situs penyedia. Saya yang tidak sempat menyaksikan secara langsung, mau tidak mau penasaran sepanas apakah kritikan yang disemburkan dalam monolog itu. Ternyata memang panas dan tajam. Rasanya sang kritikus memang sangat pintar melihat dan lihai berkomentar tentang kejadian riil yang terjadi di sekelilingnya…Namun kurang mendalam di perenungannya.

Sekarang ini, saya ingin bertanya kepada anda (juga anda Pak Butet)….jawablah dengan jujur di dalam hatimu.
1. Jika anda Presiden, bisakah anda mencegah segala macam bentuk kecelakaan baik di darat, laut, maupun udara?
2. Jika anda Presiden, apakah anda berkuasa untuk mencegah alam murka dan menolak segala bencananya?
3. Jika anda Presiden, apakah anda yakin TIDAK AKAN menambah jumlah hutang Negara?
4. Jika benar BLT itu dari dana hutang, saya juga ingin bertanya kepada anda (jika anda Presiden) apakah anda akan tetap TIDAK MENAMBAH hutang dan membiarkan rakyat menjerit karena kekurangannya?
5. Jika anda Presiden, bisakah anda mengentaskan semua kemiskinan di negeri ini?

Apa jawaban anda? Saya akan menjawab semua pertanyaan saya tersebut dengan jawaban TIDAK.

Rasanya tidak adil jika kita mempersalahkan seorang Presiden, untuk hal-hal yang terjadi di luar kekuasaannya. Dan rasanya jika kita berharap seorang Presiden (yang nota bene masih doyan nasi alias manusia biasa) bisa menuntaskan semua masalah di negeri ini.. maka kita tergolong orang-orang yang terkutuk

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! Yeremia 17 :5

Ingat teman, Presiden bukan Tuhan, kemampuannya terbatas dan saya yakin, siapapun yang menduduki kursi kepresidenan mereka akan berjuang sepenuh hati, jiwa, dan raga untuk memberikan yang terbaik bagi negeri ini.

Dan sesuai dengan Firman Tuhan, dunia ini tidak akan tambah baik tapi akan terus bertambah sulit, maka percayalah : Siapapun Presidennya…TIDAK AKAN membuat dunia ini jadi lebih mudah. Karena sudah ditentukan demikian adanya dari sononya. Lantas mengapa harus ada Presiden? Supaya negeri ini tetap ada yang mengendalikan alias tidak liar.

Daripada kita sibuk mengkritik Presiden dan para pemipin untuk melakukan perubahan, mengapa kita tidak mencoba untuk mendayagunakan diri kita untuk menjadi berkat bagi orang lain? Maukah kita mengadakan perubahan sekalipun keciil?

Kita ini diumpamakan sebagai terang dan garam bagi dunia. Apakah kita sudah menyalurkan api terang itu untuk menerangi dan menghangatkan dunia ini? Sudahkah kita menggarami dunia untuk memperlambat proses pembusukan total di sana?

Pernahkah kita mencoba dengan sengaja memperhatikan lingkungan kita, dan mencoba berbuat sesuatu yang bisa kita lakukan? Ketika marak terjadi malnutrisi hingga gizi buruk pada banyak balita di negeri ini, benarkah tidak ada orang sekitar yang mampu berbuat sesuatu untuk membantunya?

Mari kita lihat kulkas kita.. adakah kelebihan tahu atau tempe yang bisa kita bagikan bagi tetangga kita yang tidak bisa memberikan makanan bergizi bagi anaknya. Adakah kelebihan beras yang bisa kita bagikan kepada mereka yang jelas-jelas kelaparan? Dan kepada kita yang sudah kelimpahan harta financial..pernahkah terpikir untuk memberikan fasilitas modal (total diberikan atau sekedar pinjaman tanpa bunga) bagi mereka yg kesulitan supaya mengalami peningkatan kesejahteraan hidup?

Berbuat baik itu mudah…tapi menjadi sulit ketika kita dihadapkan dengan ego kita. Sebegitu mudahnya sampai-sampai pikiran rumit kita seringkali tak mampu memikirkannya.

Temans, jadilah seperti lilin-lilin natal. Bagi anda yang pernah mengikuti perayaan natal yang masih menggunakan lilin dalam acara malam kudus, pasti bisa meresapi maksud saya. Ketika nyanyian malam kudus dikumandangkan biasanya lampu di ruangan dimatikan. Saya ingin bertanya, apakah semua jemaat menggunakan korek api untuk menyalakannya? Tidak, yang terjadi di sana adalah kesediaan untuk berbagi api kepada pemegang lilin yg belum menyala…begitu seterusnya sehingga ruangan gelap itu penuh dengan kerlap-kerlip yang indah.

Mungkin kita sudah memiliki lilin yang menyala (baca : banyak kelebihan) cobalah menyalurkan api itu kepada lingkungan yang memerlukannya. Mereka yang memerlukan bantuan itu ibaratnya jemaat dengan lilin yang belum menyala; memiliki potensi tapi tidak memiliki fasilitas untuk mengembangkannya. Apa salahnya kita membantu mereka dengan apa yang kita punya?

Mungkin terbetik dalam pikiran anda? Saya ini apanya pak SBY?.. saya bukan apa-apa beliau. Bukan saudara, juga bukan tim sukses beliau. Tulisan ini juga bukan untuk membela ataupun mengasihani beliau..saya hanya ingin mengajak teman-teman memandang suatu masalah dari sudut yang lain. Dan mudah-mudahan…tulisan yang sedikit belepotan ini bisa menginspirasi teman-teman untuk berbuat lebih bagi negeri kita tercinta ini.

Terlepas dari segala kekurangan dan kesalahan yang sudah diperbuat Presiden kita…rasanya menjadi bagian kita untuk tetap menghormati beliau sebagai pemimpin negeri ini, seperti tertulis :

Sebab itu barangsiapa melawan pemerintah, ia melawan ketetapan Allah dan siapa yang melakukannya, akan mendatangkan hukuman atas dirinya. (Roma 13 : 2)
Tulisan saya ini juga tidak untuk menggiring teman-teman pada pencontrengan capres cawapres tertentu. Silahkan saja mencontreng yang sesuai kesukaan dan hati nurani masing-masing. Karena siapapun yang akan menjabat sebagai PResiden dan Wakil Presiden nantinya ; kita harus tetap memiliki semangat untuk melakukan perubahan. Percayalah, bahwa masing-masing kita dikaruniai Tuhan untuk memberikan warna bagi dunia yang sudah rusak ini. Mari kita warnai dengan perubahan-perubahan kecil yang bisa kita lakukan. Hal-hal kecil yang terkumpul akan menyajikan mozaik hidup yang indah bukan?




8 komentar:

DV mengatakan...

Wah menarik, Ris:)
Tapi kok mencegah sampai tidak ada kecelakaan lagi itu ya agak ngga masuk akal. Namanya juga kecelakaan, celaka..:) Sesuatu yang tak bisa dihindari siapapun :)

Aku lebih suka memilih isu capres-cawapres ini adalah, kenapa sedikit yang berani ngomong soal penyelesaian kasus Munir dan penanganan Ahmadiyah. Itu saja dulu :)

Riris Ernaeni mengatakan...

iya DV..banyak kasus yang menguap begitu saja..kata salah satu Capres..kalau kita menengok ke belakang terus dan ngurusi yang di belakang terus kapan negara ini bisa maju (halah..gmana??)

blogecahayu mengatakan...

Tulisan lo cukup mewakili perasaan lo yg lagi meledak-ledak. Ngliat ekspresi SBY yang 10 rupa pas monolog itu dibacakan..berjuta rasa yang mengharu biru... Gue sih acung jempol buat beliau yang tetap bertahan duduk (sekalipun cemberut) sampai acara kelar. Kalau gue yang diposisinya, coba lo tebak..apa yang akan gw lakukan, Ris?

Riris Ernaeni mengatakan...

Menik, gw tau apa yang akan loe lakukan...Lo pasti akan naik ke panggung dan menyobek-nyobek..mulut ..eh..kertas yang berisi monolog itu kan? Untung bukan loe presidennya.

Anonim mengatakan...

Si Butet emang bisa aja. Tapi ya gitu deh...kayak yang orang bilang, If Only You were Standing By My Shoes..ya kan? Kalo aja Butet yang jadi Presiden, apa dia bisa lebih baik?

sahala napitupulu mengatakan...

Saya tak menontonnya dan beritanya pun luput dari perhatianku. Jadi artinya, saya tak tahu persis bagaimana isi monolog seniman Butet mengkritisi keadaan Indonesia dan pemerintah. Tapi menurutku, keindahan sebuah negara demokrasi memang ada disitu,yaitu ada pemerintah dan ada suara yang mengkritisi. Ada Seorang filsuf Prancis pernah mengatakan kepada lawan politiknya : Saya bisa saja tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tetapi hakmu untuk bicara tetap akan saya hormati..Barangkali seperti itulah situasinya antara presiden SBY dengan si Butet. Itu saja.

wicaksana mengatakan...

Mbak Riris,

Coba melihat dari sisi lain terhadap SBY (Lateral View).

SBY sebenarnya ditolak alam, yaitu dengan bencana alam yang bertubi-tubi, kecelakaan udara -laut-darat dlsb.

SBY dulu "berkhianat" kepada bossnya (Megawati)

Di tahun pertama pemerintahannya SBY menaikkan harga BBM, tetapi menjelang Pilpres diturunkan, nanti kalau terpilih kembali bakal dinaikkan lagi, untuk mengganti BLT yang diambil dari pinjaman LN.

So what next ?
PKS mendikte SBY dengan kontrakpolitik jatah Menteri, karena gagal menjadi Wapres.
Nanti PKS berupaya mengembalikan Piagam Jakarta dengan fokus Syariat Islam (Jamaah Islamiyah)

Anonim mengatakan...

haaaah....politik lagi...politik lagi... tidak adakah lagi ruang dimana orang tidak lagi berbicara kait mengkait politik, sekalipun itu hanya sebuah sudut kecil? pujangga kapiran