Senin, 08 Juni 2009

Mari kita MenyambutNYA dengan Sukacita

Menjadi Ibu dari dua orang batita, memberikan kesempatan bagi saya untuk menikmati apa yang dinamakan cinta tulus, penerimaan tanpa syarat, dan belajar untuk sabar.

Menjadi seorang ibu juga berarti belajar mengenal sedikiiiiiit dari cinta Tuhan kepada kita yang majemuk.

Menjadi seorang ibu juga memberikan saya kesempatan untuk mencintai Tuhan lebih dalam lagi dari hari-hari yang telah lalu.

Yang membuat saya senang di saat pulang kerja adalah ketika kedua anak saya menyambut dengan muka yang gembira. Si kecil meloncat-loncat minta di gendong, sementara si sulung menarik-narik tangan saya ingin menunjukkan atau menceritakan sesuatu. Sambutan antusias itu yang membuat saya merasa semangat, padahal ketika masih di angkutan umum rasanya letih tak terkira..dan memimpikan kasur dan bantal. Tapi keadaan itu berbalik total ketika melihat tingkah polah anak-anak yang polos itu.

Tak jarang si kecil langsung berlari membuntuti kemanapun saya pergi, si sulung pun sering menggedor pintu kamar mandi kalau saya kelamaan (menurutnya) melakukan ritual mandi.

Cinta tulus dan sambutan antusias mereka membuat saya bergairah menemui mereka. Bukan itu saja, keriangan mereka menyambut saya (yang seringkali tidak membawa buah tangan bagi mereka) mengingatkan tentang sikap hati saya kepada Tuhan. Mengajari saya tentang sikap yang seharusnya kita bawa ketika kita menjumpaiNYA baik dalam doa-doa pribadi ataupun dalam ibadah raya.

Apakah kita bersukacita ketika akan menjumpaiNYA? Ataukah kita datang kepadanya dengan perasaan yang tawar hanya untuk menjalankan ritual keagamaan saja?

Banyak orang datang kepada Tuhan dengan suatu tujuan : entah itu berkat, pertolongan, kesembuhan, kebahagiaan, dan sebagainya. Ini tidak salah, karena Tuhan adalah pemilik dari segala yang baik. DIA adalah sumber berkat, pertolongan, kesembuhan, bahkan harapan.

Tapi, pernahkah kita berpikir, jika kita datang hanya karena tujuan tertentu itu membuat hubungan kita denganNYA akan rentan dengan kekecewaan dan berujung kepada penolakan serta berakhir dengan pemberontakan? Mengapa? Karena seringkali Waktu Tuhan itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Sehingga, banyak orang yang gugur imannya ketika dalam masa penantian.

Lalu, bagaimanakah seharusnya sikap kita di saat mendatangiNYA?

1. Seperti Anak-Anak
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya."(Luk 18 :17)

Anak-anak menyambut orang tuanya karena mereka mencintainya dan percaya bahwa orangtuanya pun mencintai mereka. Anak-anak kecil (kecuali yang sudah dibiasakan) bergembira bukan karena apa yang dibawa oleh mama papa mereka..mereka bersukacita murni karena kedatangan mama papanya. Anak-anak itu juga tahu bahwa semua kebutuhan mereka diperhatikan dan diusahakan sebaik-baiknya oleh orangtua mereka. Itu sebabnya mereka tidak pernah kelihatan murung ataupun berbeban berat..mereka PERCAYA sepenuhnya

Demikian pula dengan kita, ketika kita datang kepadaNYA datanglah karena kita mencintaiNYA dan kita yakin DIA pun mencintai kita. Marilah kita belajar untuk menghampiriNYA dengan sikap bahwa Tuhan adalah pribadi yang menyenangkan untuk kita hampiri. Dan PERCAYA bahwa ketika kita menghampiriNYA segala kebutuhan kita diperhatikanNYA.bahkan.lebih dari itu sukacita kita pun akan meluap-luap karenaNYA.

2. Datang Dengan Sukacita
Mzm 37:4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

Seringkali orang datang dengan sikap yang terbalik..menginginkan sesuatu dari Tuhan, lalu bergembira ketika keinginannya terkabulkan. Apa yang terjadi jika keinginannya tidak dikabulkan atau di pending sementara waktu oleh Tuhan? Orang-orang yang beribadah kepada Tuhan dengan maksud dan tujuan melulu untuk berkat dan pertolongan…akan mudah bersungut-sungut dimasa penantiannya dan mudah sekali meninggalkan imannya karena kecewa ketika mendapati jawaban doanya berbeda dengan yang dia harapkan.

Dari ayat ini kita belajar, bahwa kalau kita bergembira karena TUHAN, maka DIA akan memberikan kepada kita apa yang dinginkan hati kita. Kegembiraan karena Tuhan ini tidak muncul dengan sendirinya. Butuh proses untuk belajar untuk mengenalNYA. Dan hal ini hanya bisa kita dapatkan ketika kita terus menerus mencari WajahNYA..bukan semata-mata TanganNYA, sobat.

Psa 27:8 Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.

Ada apa dengan wajah Tuhan, sehingga tertulis Firman Carilah Wajah-KU? Di dalam wajah setiap manusia memancarkan “Ekspresi” yang mewakili isi hati. Kita tentunya akan dengan mudah menebak dan membedakan mana isi hati orang yang bergembira dan mana yang berduka, manakah yang sedang berkenan atau kah mana yang tidak? Demikianlah dengan mengenali WajahNYA diartikan mencari tau tentang hal-hal yang DIA ingin kita lakukan dan mana yg tidak. Jika kita terbiasa mengenali ekspresi Tuhan melalui FirmanNYA, maka dengan mudah kita akan bergembira karenaNYA. Dan kalau DIA sudah disukakan karena kita..maka yakinlah.. TanganNYA yang kita harapkan akan dengan ringan terlulur memberikan pertolongan bagi kita.

Ada apa di dalam tangan Tuhan ?
Pro 3:16 Umur panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.

3. Datang Karena Ingin Bertemu Tuhan (Ini lebih dari Cukup)
Seringkali, dalam masa pergumulan yang sangat berat, saya tidak sanggup berdoa dengan bahasa sehari-hari. Saya tidak punya kalimat yang tepat untuk mengadukan situasi dan kondisi yang sedang saya hadapi.

Ketika masa itu tiba..saya datangi DIA karena saya ingin bertemu dengan DIA. Karena saya tahu, ketika saya merindukanNYA, mencariNYA seperti permata, saya akan menjumpaiNYA. Dan ketika saya berjumpa denganNYA saya tahu..bahwa DIA bukan pribadi yang tidak peduli dengan masalah saya. Saya tahu, Pribadi yang saya cari dan temukan adalah Pribadi yang sangat perhatian dan mencintai saya. Sehingga..ketika saya bertemu denganNYA…cukuplah itu untuk mengatasi semua masalah saya…hati yang terbelenggu beban dilegakanNYA..asa yang mulai pupus dihidupkanNYA kembali..iman yang mulai hancur dibangunNYA menjadi utuh.. dan ketika iman saya utuh…saya tahu..sesuatu yang dahsyat terjadi dalam hidup saya dan teman-teman semua.

Yesasa 55:6 Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat!

Selalu ada harapan baru ketika kita berjumpa denganNYA…datanglah kepadaNYA dengan sukacita dan mulut yang penuh dengan puji-pujian.







5 komentar:

DV mengatakan...

Aih, artikelmu slalu menyejukkan qolbu :)

Aku setuju, kita memang harus menunjukkan apa adanya kita, sekaligus memberikan yang terbaik untuk menyambutNya...

Dan dalam konteks yang lebih besar, sepertinya penyambutan terhadapNYA dalam setiap hari kita adalah dengan selalu berusaha sebaik-baiknya hari lepas hari..

Yo opo ora? :)

Riris Ernaeni mengatakan...

Aih..DV
aku kan memang sedang belajar manajemen qolbu :)
Yah..aku setuju dengan pendapatmu, bahwa berusaha hidup lebih baik dari hari lepas hari.

sahala napitupulu mengatakan...

Benar, Seringkali kita datang kepada Tuhan lebih banyak atas kepentingan untuk meminta dan meminta kepadaNya. Namun, tulisan bu riris ini mencoba mengingatkan kita bahwa ada waktunya kita datang kepada Tuhan semata-mata karena kita ingin bertemu, mengucap syukur dan memuji namaNya. Dan bagimana sikap kita datang kepadaNya, diilustrasikan seperti hubungan seorang ibu kepada anaknya. Postingan ini telah memperkaya kita. Keep on fire, bu riris.

p u a k mengatakan...

Aku juga sedang ingin merasakan kembali kehadiranNya. Rasanya kok hampa, kalau aku tidak merasakan itu.
Doain aku ya..

Anonim mengatakan...

thanks artikelnya memberkati sekali,aku link blognya yah?GBU