Minggu, 24 Maret 2024

Yesus Pengharapan Bagi Dunia

Ringkot, 17 Maret 2024


Bpk. Pdt. Antony Sanjaya
GBI Berkat Bagi Bangsa

Subtema : Bersukacita menuju pengharapan

Roma 5 : 3-5
Kesengsaraan ~> ketekunan ~> tahan uji ~> pengharapan yang tidak sia-sia

Hasil pembenaran terhadap KITA adalah memberikan kemegahan berupa
1. Iman yang membuat kita layak masuk dalam sorga.
2. Bermegah dalam kesengsaraan untuk menerima kemuliaan Tuhan.

Mengapa harus bersukacita dalam kesengsaraan?
1. Kesengsaraan  menjadi media untuk membertahankan dan memgembangkan rencana Allah.

Natur manusia adalah hidup dalam dosa. Manusia dibenarkan karena kasih karunia bukan karena apa yang kita lakukan. Bukan manusia yg menemukan Tuhan namun Tuhan yang mencari manusia unyuk diselamatkan.

Setelah menerima pendamaian, keselamatan lalu menerima kemuliaan (melalui penderitaan). Sikap hati yang diharapkan adalah tetap bersukacita. Sukacita ini adalah pekerjaan Roh Kudus. Dan sukacita ini adalah kondisi yang diciptakan. Jika mau menggenapi rencana Tuhan jangan kabur dari penderitaan.

2. Untuk membentuk karakter
Ketekunan (hipo - monet) artinya di bawah. Mampu bertahan di bawah tekanan. Ketekunan ini menghasilkan Tahan Uji terhadap karakter.

3. Kesengsaraan mengingatkan kita adanya pengharapan. Supaya mengalami penggenapan pengharapan berupa kasih karunia Allah adalah tetap tekun dan setia.

4. Kesengsaraan, membuat kita mengalami kasih Allah dalam pengharapan yang tidak sia-sia (Paulus = Si Kecil). Rasul sekelas Paulus harus menggantungkan seluruh hidupnya pada kasih Allah. Sesungguhnya Saulus dengan
Segala kemampuan akademiknya, ketangguyan ekonomi keluarganya, sedang diajar merendahkan hati dan mengakui bahwa Tanpa Tuhan dia tidak dapat berbuat apa-apa.

Dan buah dari pengalaman tentang kasih Allah membuat kita mampu bersaksi (bukan dari kata orang) bagaimana Tuhan itu. Namun menjadi saksi yg hidup dan berdampak hebat. *

Tidak ada komentar: