Satya Cendekia Bhayangkari
Ini Sebuah cerita yang memberi pengalaman dan kebanggaan bahkan akan menjadi kenangan bagi anak-anak kami yang sebentar lagi menyandang gelar para alumni , dan menjadi cerita indah bagi teman-teman yang lain yang masih dan akan menjadi anggota Sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari untuk saat ini dan nanti.
Ini hanyalah tulisan dari
penulis amatir yang ingin merekam sebuah karya hebat dari pengabdian yang penuh
semangat dan keyakinan para guru, anak didik, dan orangtua.
Pada tanggal 30 Oktober 2022
yang lalu, grup drum band Satya Cendekia Bhayangkari memulai Kembali debutnya setelah
sekian tahun dan sekian Angkatan siswa harus vakum karena Pandemi Covid-19. Permainan
ini ditampilkan dalam Drumb Band Tulungagung Soundsport Competition (D’Tasc)
yang diikuti oleh grup drumband Taman Kanak-Kanak seluruh Jawa Timur,
dengan kategori lomba Konser. Satya
Cendekia Bhayangkari dipimpinan Ibu Marpuah, S.Pd, Arranger Ibu Indah
Purwitosari, S.Pd AUD, pengarah gerak untuk colour guard Ibu Virda Angelita
Putri, S.Sn, pelatihan dan pendampingan dilakukan oleh seluruh guru Taman
Kanak-Kanak TK Kemala Bhayangkari 49 Ngunut.
Beruntung anak kami, Lintang
mendapatkan kesempatan terlibat dalam penampilan ini sebagai anggota pemain
Belira. Teringat betapa Bahagia dan cerianya saat dia menyampaikan bahwa dia
lolos seleksi sebagai pemain Belira. Setiap hari dia menyanyikan notasi lagu
dari pagi hingga malam, di waktu sela nya, di waktu mandi, sebelum tidur
dilakukannya dengan penuh semangat. Ternyata bukan hanya Lintang yang seperti
itu, adik sepupunya Max juga demikian. Kalau keduanya bertemu maka menjadi duet
maut menyanyikan notasi lagu.
Kalau mereka cukup lama berjeda tidak menghapalkan notasi angka lagu, saya memancingnya dengan menyanyikan syair dua lagu tersebut. Otomatis mereka akan Bersama-sama menghapalkan notasi lagi. Kegiatan menghapalkan notasi angka ini ternyata menjadi kegiatan para petugas melodi. Beberapa teman yang kami kunjungi juga merasakan hal yang serupa. Rumah jadi begitu meriah dengan suara anak-anak yang mendendangkan notasi lagu.
Awalnya saya tidak terlalu
berharap bahwa mereka menjadi juara. Awalnya saya saya hanya bisa berharap
mereka mau melakukan yang terbaik, selebihnya
adalah takdir. Awalnya saya bahkan tidak berani bermimpi bahwa anak-anak
Angkatan lolos pandemic ini bisa menjadi anak-anak yang mandiri, berdedikasi,
bahkan berprestasi. Bagaimana tidak selama 1 semester dalam awal tahun mereka
belajar online dan pada saat PPKM turun level mereka masih dibatasi dengan 25%
kapasitas kelas. Kecenderungan siswa yang pembelajarannya terdampak; mempunyai
perilaku yang manja dan mudah mengeluh saat harus berjuang mencapai tujuan.
Namun pemikiran itu gugur
seketika saat saya mengikuti Latihan tahap akhir menjelang perlombaan. Melodi
dan Ritmis dimainkan dengan begitu harmonis dengan kekuatan yang maksimal.
Ketika kedua lagu dimainkan, denting dan dentum alat music tersebut malah
meremangkan bulu kuduk kami. Ada rasa haru, rasa bangga, rasa yang sulit
dilukiskan saat mendengarkan permainan mereka.
Timbul rasa lega di hati kami
para orangtua yang sempat kuatir dan tidak percaya dengan kemampuan mereka.
Mereka berlatih dengan giat, dan cukup keras menurut saya. Beberapa kali
berganti format permainan membuat dag dig dug juga.
Para guru meskipun melatih
dengan giat dan tanpa Lelah, tidak pernah mereka tunjukkan sikap geregetan atau
tidak sabar saat mendapati anak-anak melakukan kesalahan yang berulang pada
awalnya. Ketika anak-anak terlihat Lelah, mereka mengistirahatkan dengan
diberikan motivasi untuk tetap semangat. Saya yakin para guru juga sangat letih
dengan Latihan yang menembus segala rintangan. Hujan, panas, in door, ataupun
out door.
Pelayanan yang sempurna para
Guru sangat mengesankan. Mereka mengenali anak-anak didiknya dengan begitu
baik. Dari karakter, ekspresi, dan kebiasaan. Saling menguatkan saat mulai di
ambang kelemahan dan ingin menyerah. Saling mengingatkan agar tetap sehat dan
kuat
Cuaca yang ekstrem waktu itu
membuat anak-anak bergantian yang sakit. Namun bagaimanapun semangat dan
sukacita memberikan dopping imun yang baik sehingga mereka bisa segera sehat
Kembali.
Saya sangat terkesan dengan
didikan yang diberikan agar anak-anak focus tidak terpengaruh dengan sorak-sorak
yang mengintimidasi ataupun sorak-sorak yang mengandung pujian. Saat Latihan
kirab Anak-anak benar-benar patuh, focus pada alat music dan alat penunjang
lainnya. Tidak tengok kiri ataupun kanan. Fokus pada aba-aba dan permainan,
kadang guru memang harus berteriak mengingatkan namun tidak menimbulkan kesan
marah dan menakutkan. Sehingga anak-anak tetap menikmati proses latihannya.
Hingga tiba saatnya ..
anak-anak benar-benar tampil prima dalam ajang kompetisi Soundsport
competition. Dengan hasil yang tidak mengecewakan. Satya Cendekia Bhayangkari
menyabet juara umum dengan kategori sebagai berikut :
General Efect : Juara 1
Visual (CG) : Juara 2
Musik :
Juara 2
Gita Pati : Juara 3
Mayoret :
Juara 2
Terbayar sudah jerih Lelah mereka
berlatih selama berbulan-bulan dengan upaya maksimal menembus halangan dan
rintangan. Bergerak serentak dalam satu kesatuan tim yang solid.
Semoga terus solid menjadi
para Satya Cendekia yang memiliki karakter yang patuh, setia, teguh berprinsip
dan pintar cendekia untuk membangun bangsa Indonesia tercinta. Terimakasih untuk para guru yang sudah melatih dengan giat dan penuh semangat, untuk motivasi dan semangat, untuk kesetiaan mendampingi anak-anak. Tuhan yang membalas dan memberkati kita semua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar