Selasa, 22 Juli 2008

Dalam Perhitungan Yang Cermat

Hidup yang sulit, ini adalah kalimat singkat yang bisa saya tuliskan untuk mendeskripsikan keadaan kami sekeluarga saat ini. Kalo boleh pinjam istilah WARKOP DKI (Dono, Kasino, dan Indro) keadaan kami Kanan mentok kiri juga mentok. Syukur pada Tuhan, kalau kesulitan itu tidak membuat kami bertengkar, malah saling merapatkan diri membentuk formasi yang kuat di dalam doa dan ikhtiar. Pantaslah kalau Salomo menuliskan ayat yang berbunyi :

"Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka. Pkh 4:9"

Kami sepakat belajar untuk tidak bersungut-sungut dalam menjalani kehidupan yang sedang sulit ini. Walaupun saking sulitnya kami sering menyebut hidup kami adalah hidup yang asal hidup.. hehehe...coba teman-teman bayangkan, untuk beribadah saja kami harus menggunakan waktu yang ada, belum sepenuhnya normal mengikuti ibadah raya di hari MInggu. Ini disebabkan, kami belum mendapatkan pengasuh bagi kedua anak kami, sehingga di hari kerja kami harus menitipkan mereka di keluarga kakak, manalah kami enak hati kalo di hari minggu..hari libur mereka (mereka muslim) masih juga harus direpoti oleh kedua anak kami? (ini baru salah satu dari sekian banyak kesulitan kami) hanya oleh kemurahan Tuhan sajalah, kami kuat menjalani hari-hari ini tanpa harus menjadi GILA.

Kami terpaksa harus merasa puas dengan ibadah persekutuan gedung tempat dimana kami bekekerja... mau tidak mau kami harus merasa cukup dengan alternatif waktu ibadah itu..apakah ini menggenapi ayat di bawah ini?

1Timotius 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

Suatu ketika datanglah keputusasaan dalam hati saya, sampai-sampai saya berseru kepada TUHAN,"Mengapa Tuhan tak jua menolong kami? Kalau TUHAN mau pasti bisa! Mengapa TUHAN tak mau? Adakah dosa tersembunyi yang belum kami sadari?..Tuhaaan, Engkau lagi ada dimana, knapa hidupku tiba-tiba jadi begitu sulit?"

Saya menangis histeris di kamar doa saya...di keheningan malam ketika semua terlelap. Saya membebaskan jiwa saya untuk "jujur" dihadapanNYA dalam bentuk tangisan histeris tengah malam.

Lembut saya mendengar satu kalimat yang tidak pernah saya duga malah memancing percakapan antara saya dan DIA.

"AKU di sini, menyertaimu dan sudah menolongmu".... ketika kalimat itu terucap..ingatan saya seperti diputar untuk melihat pertolongan2 TUHAN, tapi...bentuknya tidak seperti yang saya inginkan

saya memberanikan diri menjawab,"Iya, Tapi mestinya ENGKAU menolong dengan cara seperti ini (saya sebutkan bentuk pertolongan yang saya pikir paling ideal), coba TUHAN lihat sekarang, hidup kami seperti penyakit yang komplikasi"

berhenti sampai di situ..saya mulai bisa memahami, mengapa seolah-olah TUHAN mengulur-ngulur waktu memberikan pertolongan sekaligus.

IYa, ketika saya menyebut "seperti penyakit komplikasi" seolah ada yang terbuka di kepala saya untuk mengintip sedikit cara kerjaNYA (namanya mengintip tidak bisa melihat sempurna kan?)..

Pernah mendengar orang sakit parah karena komplikasi Hypertensi, Ginjal, dan Hati? hehheee...kalo Fokus mengobati Hypertensi supaya cepat turun..maka akan berpengaruh pada fungsi ginjal dan hati, sebaliknya, kalau fokus hanya pada Ginjal dan Hati, maka Tensi gak turun2...serba salah kan.. salah2 treatment bakal lewat tuh pasien..Makanya kadang kita mendengar, tunggu yang ini stabil dulu, baru kita tangani yang lain..(hehhee..nguping pembicaraan paramedis)

Nah..kali ini keluarga kami di serang di beberapa titik yang berat (salah satunya soal PRT yang membuat kami sulit untuk beribadah secara normal).. Kalau TUHAN bersegera membereskan di satu titik masalah dengan cara yang kami mau, maka ada titik-titik masalah yang kami hadapi akan semakin berat..maka itu DIA memilih cara menolong yang tidak seperti yang kami inginkan dan seolah mengulur waktu, mengapa? Supaya semua aspek tertolong tanpa harus ada yang menjadi rusak dan berantakan...


Tuhan juga ingin kami belajar :

1. PERCAYA

semua ada dalam kendaliNYA dan sekalipun dalam diam dan tak terlihat, DIA tetap memikirkan kita dan mengerjakan sesuatu untuk menolong kita. Ingat lagu yang dibawakan Om Don Moen?..God will make a way, where there seem to be no way ; HE works in way we cannot see.. HE will make away for me...dst

2. TEKUN

Seperti Tertulis dalam Yakobus 1 : 3-4 sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 4 Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

3. SEMUA HARI ADALAH MILIK TUHAN

semula kami merasa sangat bersalah, karena hanya kebaktian di hari kerja (disempat-sempatin), walaupun kami juga merasakan lawatan Tuhan dalam ibadah di persekutuan penghuni gedung. Seolah cuma hari Minggu harinya TUHAN. Dalam keadaan terpaksa, kebaktian bawah tanah pun tetap memberkati bukan? Kejadian ini membuat saya lebih bisa menghormati hari-hari kebebasan saya beribadah kepadaNYA.

4. DIA MENGATUR DAN MEMPERHITUNGKAN DALAM HITUNGAN YANG CERMAT

ketika saya komplain sama TUHAN mengapa DIA tidak menolong kami dengan cara yang kami inginkan, sama sekali tidak terbetik dalam pikiran kami, bahwa apa yang kami minta sebagai bentuk pertolongan ideal bisa membahayakan aspek hidup kami yang lain yang juga sedang mendapatkan serangan ujian. Tapi ketika saya dibukakan untuk mengerti sedikit pola pikirNYA, saya bersyukur karena :

Hidup yang kami sebut ASAL HIDUP, dan PERTOLONGAN yang kami sebut Asal Nolong... ternyata salah : Hidup kami dalam pertolongan dan perhitungan yang cermat

Well, sekarang saya jauh lebih lega meskipun masalah belum sepenuhnya selesai tapi saya tahu bahwa :

Dalam diamNYA, DIA tetap memperhatikan saya, dan dalam ketidakkasatanNYA DIA tetap bekerja menolong saya.. dan saudara semua..seperti syair di bawah ini :

God will make a way where there seem to be no way,

He works in way we cannot see, He will make a way for me

He will be my guide, hold me closely to His side

With love and strength for each new day

He will make a way... He will make away












saya cuma bisa mengangguk dan menjawab,"Iya, tapi bukan seperti ini yang saya inginkan

Tidak ada komentar: