Jumat, 24 Maret 2023

Drum Band Tulungagung Soundsport Competition 2022

Satya Cendekia Bhayangkari

Ini Sebuah cerita yang memberi pengalaman dan kebanggaan  bahkan  akan menjadi kenangan bagi anak-anak kami yang sebentar lagi menyandang gelar para alumni , dan menjadi cerita indah bagi teman-teman yang lain yang masih dan akan menjadi anggota Sekolah Taman Kanak-Kanak Kemala Bhayangkari untuk saat ini dan nanti.

Ini hanyalah tulisan dari penulis amatir yang ingin merekam sebuah karya hebat dari pengabdian yang penuh semangat dan keyakinan para guru, anak didik, dan orangtua.

Pada tanggal 30 Oktober 2022 yang lalu, grup drum band Satya Cendekia Bhayangkari memulai Kembali debutnya setelah sekian tahun dan sekian Angkatan siswa harus vakum karena Pandemi Covid-19. Permainan ini ditampilkan dalam Drumb Band Tulungagung Soundsport Competition (D’Tasc) yang diikuti oleh grup drumband Taman Kanak-Kanak seluruh Jawa Timur, dengan kategori lomba  Konser. Satya Cendekia Bhayangkari dipimpinan Ibu Marpuah, S.Pd, Arranger Ibu Indah Purwitosari, S.Pd AUD, pengarah gerak untuk colour guard Ibu Virda Angelita Putri, S.Sn, pelatihan dan pendampingan dilakukan oleh seluruh guru Taman Kanak-Kanak TK Kemala Bhayangkari 49 Ngunut.

Beruntung anak kami, Lintang mendapatkan kesempatan terlibat dalam penampilan ini sebagai anggota pemain Belira. Teringat betapa Bahagia dan cerianya saat dia menyampaikan bahwa dia lolos seleksi sebagai pemain Belira. Setiap hari dia menyanyikan notasi lagu dari pagi hingga malam, di waktu sela nya, di waktu mandi, sebelum tidur dilakukannya dengan penuh semangat. Ternyata bukan hanya Lintang yang seperti itu, adik sepupunya Max juga demikian. Kalau keduanya bertemu maka menjadi duet maut menyanyikan notasi lagu.

Kalau mereka cukup lama berjeda tidak menghapalkan notasi angka lagu, saya memancingnya dengan menyanyikan syair dua lagu tersebut. Otomatis mereka akan Bersama-sama menghapalkan notasi lagi. Kegiatan menghapalkan notasi angka ini ternyata menjadi kegiatan para petugas melodi. Beberapa teman yang kami kunjungi juga merasakan hal yang serupa. Rumah jadi begitu meriah dengan suara anak-anak yang mendendangkan notasi lagu.

Awalnya saya tidak terlalu berharap bahwa mereka menjadi juara. Awalnya saya saya hanya bisa berharap mereka mau  melakukan yang terbaik, selebihnya adalah takdir. Awalnya saya bahkan tidak berani bermimpi bahwa anak-anak Angkatan lolos pandemic ini bisa menjadi anak-anak yang mandiri, berdedikasi, bahkan berprestasi. Bagaimana tidak selama 1 semester dalam awal tahun mereka belajar online dan pada saat PPKM turun level mereka masih dibatasi dengan 25% kapasitas kelas. Kecenderungan siswa yang pembelajarannya terdampak; mempunyai perilaku yang manja dan mudah mengeluh saat harus berjuang mencapai tujuan.

Namun pemikiran itu gugur seketika saat saya mengikuti Latihan tahap akhir menjelang perlombaan. Melodi dan Ritmis dimainkan dengan begitu harmonis dengan kekuatan yang maksimal. Ketika kedua lagu dimainkan, denting dan dentum alat music tersebut malah meremangkan bulu kuduk kami. Ada rasa haru, rasa bangga, rasa yang sulit dilukiskan saat mendengarkan permainan mereka.

Timbul rasa lega di hati kami para orangtua yang sempat kuatir dan tidak percaya dengan kemampuan mereka. Mereka berlatih dengan giat, dan cukup keras menurut saya. Beberapa kali berganti format permainan membuat dag dig dug juga.

Para guru meskipun melatih dengan giat dan tanpa Lelah, tidak pernah mereka tunjukkan sikap geregetan atau tidak sabar saat mendapati anak-anak melakukan kesalahan yang berulang pada awalnya. Ketika anak-anak terlihat Lelah, mereka mengistirahatkan dengan diberikan motivasi untuk tetap semangat. Saya yakin para guru juga sangat letih dengan Latihan yang menembus segala rintangan. Hujan, panas, in door, ataupun out door.

Pelayanan yang sempurna para Guru sangat mengesankan. Mereka mengenali anak-anak didiknya dengan begitu baik. Dari karakter, ekspresi, dan kebiasaan. Saling menguatkan saat mulai di ambang kelemahan dan ingin menyerah. Saling mengingatkan agar tetap sehat dan kuat

Cuaca yang ekstrem waktu itu membuat anak-anak bergantian yang sakit. Namun bagaimanapun semangat dan sukacita memberikan dopping imun yang baik sehingga mereka bisa segera sehat Kembali.

Saya sangat terkesan dengan didikan yang diberikan agar anak-anak focus tidak terpengaruh dengan sorak-sorak yang mengintimidasi ataupun sorak-sorak yang mengandung pujian. Saat Latihan kirab Anak-anak benar-benar patuh, focus pada alat music dan alat penunjang lainnya. Tidak tengok kiri ataupun kanan. Fokus pada aba-aba dan permainan, kadang guru memang harus berteriak mengingatkan namun tidak menimbulkan kesan marah dan menakutkan. Sehingga anak-anak tetap menikmati proses latihannya.

Hingga tiba saatnya .. anak-anak benar-benar tampil prima dalam ajang kompetisi Soundsport competition. Dengan hasil yang tidak mengecewakan. Satya Cendekia Bhayangkari menyabet juara umum dengan kategori sebagai berikut :

General Efect            :    Juara 1

Visual (CG)                   Juara 2

Musik                         :    Juara 2

Gita Pati                     :    Juara 3

Mayoret                      :    Juara 2

Terbayar sudah jerih Lelah mereka berlatih selama berbulan-bulan dengan upaya maksimal menembus halangan dan rintangan. Bergerak serentak dalam satu kesatuan tim yang solid.

Semoga terus solid menjadi para Satya Cendekia yang memiliki karakter yang patuh, setia, teguh berprinsip dan pintar cendekia untuk membangun bangsa Indonesia tercinta.     Terimakasih untuk para guru yang sudah melatih dengan giat dan penuh semangat, untuk motivasi dan semangat, untuk kesetiaan mendampingi anak-anak. Tuhan yang membalas dan memberkati kita semua.


Tidak ada komentar: