Selasa, 14 Desember 2021

NATAL

🎸🎷Tak melulu berkisah tentang musik2 sendu ataupun ceria. Natal juga berkisah tentang tangisan. Tangis Perawan Kudus yg harus tunduk dengan ikhlas mengandung dan melahirkan Juru Selamat.


🍩🍷Natal juga tak selalu berkisah tentang wangi aroma masakan dan kue-kue. Natal juga berkisah tentang jiwa2 yg lapar pengampunan.


💍👗Natal tidak hanya berkisah tentang baju2 baru yang indah. Dia mengingatkan ketelanjangan manusia karena dosa.


👨‍👩‍👧‍👦🏠Natal tidak hanya berkisah tentang kehangatan keluarga saat berkumpul. Natal mengingatkan kita betapa malang manusia yg terputus dari kasih Bapa.


🎡🏰Natal juga tidak hanya berkisah tentang panggung2 kemewahan. Dia berkisah tentang kandang hina, palungan, dan bayi yg diletakkan di sana untuk tumbuh menjadi manusia yg membawa misi keselamatan.


💐🌸Natal tidak hanya tentang kado2 untuk yg kita cintai. Dia berkisah tentang KADO yg MAHA PENTING, yaitu : KESELAMATAN


💌💌NATAL adalah kabar baik awal terjadinya ,”Manunggaling Gusti klawan manungsa”❤️❤️❤️❤️


Sempatkan duduk diam barang sebentar, ingatlah intisari NATAL. NATAL diadakan untuk kita yang percaya, bukan sebaliknya..., jangan sampai kesibukan menyambut NATAL malah membuat kita lupa terhadap esensi NATAL yang sebenarnya. (Riris)


Ngunut, 14 Desember 2021

Dini hari yang sunyi

Sabtu, 20 November 2021

Haleluya! Yesus Datang

Malam senyap

Manusia dan ternak telah terlelap

Tangis bayi Yesus pecah

langit bumi bersuka


di sana.. di Bethlehem

bintang Daud bersinar terang

penunjuk arah para Majus

untuk datang menyembah


Yesus datang... malaikat bersorak

gegap gempita paduan suara

Haleluya! Haleluya! Haleluya

Yesus telah datang!

telah terbit terang

bagi manusia yang terhilang

Haleluya!


Written by : Riris Ernaeni

Senin, 08 November 2021

Mereka Bilang Aku Gila

Duduk di sini di sudut pertokoan

hanya diam menatap lalu lalang orang

bajuku tak kumal

sobekpun tak ada

namun mereka bilang aku gila


anak-anak kecil berjingkat takut

orang dewasa menghindar

menatapku curiga dan waspada

mereka bilang aku gila


berjalan di perkampungan

ku melihat saudara bersaudara bertengkar

ku lihat orang menghadang darah sesamanya

kulihat penjahat merampas tas janda tua

pejabat mencabuli amanahnya

ada kakak mencurangi adiknya

ada adik kurangajar kepada kakaknya


berlalu aku dengan hati pilu

diam membisu


mereka bilang aku gila

kerana tatapanku  sering menerawang

pikiranku terlihat melayang


Aku hanya diam

tak ada yg dirugikan juga diuntungkan

lantas mengapa mereka bilang aku gila?


Apa aku harus seperti mereka agar aku terlihat waras?

Jumat, 06 Agustus 2021

Di Balik Kacamata Hitam Paspampres

                (renungan ringan saat hidup terasa berat)

 Beberapa waktu yang lalu saya dengan menghabiskan waktu dengan menyaksikan chanel Youtube tentang Paspampres. Entah mengapa hari itu perhatian saya benar-benar tersita pada tayangan tentang pekerjaan Paspampres kelompok A yang menjadi tameng hidup Presiden. Mereka adalah prajurit-prajurit Infanteri terbaik yang siap mengorbankan dirinya untuk negara dan simbolnya.

                Berbadan tegap, berotot gempal, dengan potongan rambut yang cepak, mereka tampak gagah dan rapi. Hampir di setiap tugas mengenakan kacamata hitam, seolah ingin menyembunyikan tatapan mata mereka dan menjadikannya misteri bagi yang melihatnya. Di mana Presiden berada Paspampres kelompok A ini ada di sekelilingnya.

                Dengan mata yang seolah hanya lurus menatap ke depan, ternyata tetap sigap ketika ada gerakan yang tidak wajar atau tidak diperbolehkan. Secara reflek tangan merentangkan tangan untuk menghalau ataupun menjaga. Bahkan ada kejadian lucu ketika Putra Sulung Presiden nekat menerobos brikade Paspampres. Tatapan mata mereka sepertinya hanya melihat ke depan namun betapa mengejutkan ketika ada sekelebat obyek (Gibran) menerobos dari belakang, reflek seorang Paspampres membentangkan tangan dan menarik jasnya.

                Hari itu saya benar-benar penasaran dengan mata Paspampres yang hampir selalu dilindungi kacamata hitam. Hingga akhirnya menemukan satu video saat melayat salah satu tokoh Nasional. Paspamres mengenakan transparan. Berdiri di belakang Presiden dan ikut menyolati Jenasah ketika pengambil gambar mendekat, terlihat jelas lirikan tajam dan waspada. Seperti semboyan Paspampres “Setia Waspada”, demikian juga perilaku mereka menunjukkan kesetiaan, loyalitas, dan selalu waspada demi keselamatan dan keamanan orang nomor satu di Indonesia.

                Pernah membayangkan, tidak? Betapa nyamannya jika dikelilingi bodyguard  yang seperti itu?  Setia karena selalu berada di dekat kita di manapun kita pergi dan berada. Dan waspada untuk segera bertindak jika ada bahaya yang mendekat.

                Tahukah kamu, bahwa Tuhan menjaga kita lebih dari yang mereka lakukan? Karena Tuhan tidak pernah terlelap, tidak pernah lelah mengawasi, dan terus menyertai seperti janji-Nya (Matius 28 : 20b) Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Jika Tuhan menyertai maka Dia juga mengawasi kita dengan begitu ketat dan melekat, menjaga kita seperti biji mata-Nya. (Ulangan 32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya, dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. Seperti kita ketahui bahwa kelopak mata kita bergerak reflek sepersekian detik sebelum benda  asing masuk ke bola mata. Demikian juga Tuhan, penjagaan-Nya bagi umat yang takut akan DIA dan hidup seturut  kehendak-Nya berlaku sempurna. Meskipun terlihat sendiri, kita diawasi oleh mata Tuhan. Dan penyertaan-Nya menjadikan kita aman dan selamat. Hari ini apa yang kita takutkan? Merasa berjuang sendirian di masa sulit seperti ini? Ingatlah bahwa Tuhan menyertai dan Dia pasti membela kita tepat pada waktunya. (Riris)