Selasa, 15 Mei 2012

Lelaki di Perempatan

selalu duduk di situ
di perempatan yang berdebu
sunyi saat malam
kelabu saat mendung
dan hiruk pikuk saat siang

dia bertelanjang dada
hanya kulit yang menutup tulang belulangnya
tatap matanya kosong

sesekali dia berbicara dengan angan-angannya
seringkali dia berteriak memanggil kekasihnya

lelaki itu setengah gila
menatap kosong masa depannya
tersenyum pada khayalan
tertawa pada impian
menangisi kenyataan

biasanya dia hanya diam di situ
di perempatan dekat rumahku
tapi hari ini dia berjalan
berkeliling....menyusuri jalan-jalan angkutan kota
sambil berteriak,"dimana istriku? dimana anakku?"
terus memukul dadanya
sambil menangis nyaring

ketika tak sengaja mata kami bersiborok
tiba-tiba cahaya matanya menyala
dan bertanya,"hei, istriku kemana saja kamu? aku merindukanmu!"

ku tengok sekelilingku
hanya ada aku
tak ada perempuan lain
kembali ku menatapnya

kini tangannya terentang hendak memelukku
lelaki setengah gila yg bertelanjang dada itu kegirangan melihatku
aku?
aku ketakutan....berbalik dan berlari sebisaku


Jakarta, 5 Februari 2012
(diposting di FB)

2 komentar:

applausr mengatakan...

puisi tentang orang gila.... mereka harusnya dirawat negara juga...

Anonim mengatakan...

Hoooaa... rasanya kok kayak aku ngalami sendiri dikejer orang gila...

Ada yang nolong Mbak ris nggak tuh?