Jumat, 29 Februari 2008

Bagaimana dengan kita?

Semalam, ketika saya makan tak sengaja kuping saya menangkap perbincangan mbak-mbak yang mau pergi pengajian (kebetulan sedang makan malam di rumah makan yang sama). Begini hasil pengupingan saya

T1 (teman 1)
T2 (teman 2)

T1 : Eh, kenapa sih kamu gak married2, padahal pacaran sama dia kan sudah lama?

T2 : Gw blon siap nich. Loe kan tau, gaji gw kecil. Juga gaji calon suami gak beda jauh. Sementara kebutuhan hidup ini kan terus naik bukannya turun. Gue takut gak bisa sekolahin anak, gak bisa nyeneng-nyenengin anak nantinya.

T1 : Mestinya loe jangan mikir begitu. Entah seberapa besarpun gaji seseorang, kalau tidak bisa mengaturnya ya gak bakalan cukup. Lagian ya, loe gak usah takut soal masa depan. Karena nih, yang gue alami (dan banyak orang alami) pas waktunya butuh pasti ada. Pas anak sekolah pasti ada lagi rejeki dari Allah

Guys, percakapan itu menempelak saya. Beberapa menit sebelum saya duduk di restoran itu, saya sedang takut tentang masa depan. Saya takut kami berdua tidak bisa memenuhi kebutuhan anak - anak kami kelak, saya takut tidak bisa menyekolahkan mereka, saya takut karena masa depan masih menjadi misteri bagi saya.

Bukankah saya adalah anak Allah yang Maha Tinggi? Yang memegang kendali atas seluruh hidup kami? Yang menaburi jalan-jalan kami dengan berkat, sehingga setiap kami membutuhkan sesuatu benih berkat itu sudah menjadi buah yang siap untuk digunakan (lihat : Jalan Bertabur Berkat)

Mengapa justru saya pesimis? Bukankah Tuhan Yesus menjanjikan masa depan yang penuh dengan harapan?

Dan bukankah kekuatiran tidak memberikan nilai plus apa-apa, selain ketakutan, kekuatiran dan ketidakberanian menatap masa depan?

Mt 6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

Bukankah Bapa kita adalah Bapa yang bertanggungjawab, dan mengetahui secara detail jalan hidup kita? Dan senantiasa memberikan pemberian yang terbaik bagi kita?

Mt 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Dan bukankah kita ini senantiasa ada dalam pikiran dan ingatanNYA, jadi bagian dalam rencana agungNYA.

Heb 13:5 Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."

Dengan begitu banyaknya janji Allah yang pasti ditepati, masihkah kita Pesimis menghadapi hari esok yang penuh dengan teka-teki?

==========
ketika kebodohan menelingkungku, Tuhan bisa pakai banyak mulut untuk mengajarku

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Nice article, i am blessed reading it. Keep your faith sista. Jesus always loves you.

Dion

Anonim mengatakan...

Tuhan emang ajaib ya? Kalau kita bloon ga ngerti2 maksudNYA, DIA tak lelah cari cara untuk membuka mata kita dan pengertian kita. Dan untungnya..DIA gak pernah gagal.

salam kenal
Andini

Anonim mengatakan...

Bakat tersembunyi, gw baru tau kalo loe jago juga nulis. Tulisan baguuus

Hendro Santoso