Selasa, 12 Juli 2011

Gereja Idaman

--sekedar menyelamatkan tulisan saya yang diposting di milis yg lagi rame *wink* --

“Sob, menurutmu, mengapa banyak orang eksodus dari Gereja yang lama?”Tanya seorang teman

“Hm..mungkin..karena belum mendapatkan Gereja Idaman!”jawabku sekenanya
Tanyanya lagi kepadaku,”Gereja idamanmu seperti apa, Sob?”

Aku tercenung, antara ingin menjawab jujur dan menjawab yang ideal agar telihat rohani. Disentuhnya punggung tanganku dan berkata,”Jujur saja, jangan takut”

Maka aku pun menjawab,”Gereja idaman bagiku adalah suatu tempat yang jika aku berkunjung ke sana aku merasa PULANG!”

Dia mengernyitkan dahi, aku pun melanjutkan opiniku.

Iya..merasa pulang!! Tegasku, merasa pulang berarti, aku mendapatkan sesuatu yang berbeda setelah berjibaku dengan dunia seminggu penuh. Merasa pulang berarti aku menjumpai hal-hal yang menyenangkan seperti ketika aku pulang dari bepergian jauh.

Merasa pulang berarti, ketika aku datang banyak orang yang menunjukkan betapa kedatanganku sangat diharapkan. Dan ketidakhadiranku adalah sepi dan memunculkan kerinduan.

Meja makan yang dipenuhi menu cinta kasih dengan aneka ragam rasa. Ramai kita saudara bersaudara berkumpul di sekelilingnya bersendagurau bertukar cerita dengan akrab tanpa malu. Menu wajib yang sangat aku rindukan adalah : menu yang menyegarkan, menu yang mengingatkan, menu yang menunjukkan arah, yang menyatakan kesalahan, menu yang memperbaiki kelakuan, juga menu yang membuatku menyukai hidup dalam kebenaran.

Menu-menu makan itu diracik dengan bumbu yang membumi, sehingga lidahku tak terasa asing. Menu-menu makan di atas disajikan dengan tangan-tangan manusiawi sehingga lidah dan lambungku tak menolak untuk diisi.

Jika aku kedapatan berbuat salah, layaknya dalam keluarga aku mau ditegur dan diarahkan dengan kasih, tanpa membuatku merasa dipermalukan atau diperlakukan seperti orang bodoh sedunia. Jika aku masih belum bertobat, aku mau dipukul dengan tongkat supaya hilang bebalku, tapi please..dengan penjelasan yang bisa aku cerna

Jika aku sedang jatuh, layaknya saudara aku ingin ditolong, didukung, hingga aku bisa berdiri kembali untuk melakukan tugas-tugasku. Bukan digosipin, bukan dihakimi, juga bukan didiagnosa sedang menderita “dosa” apa.

Jika aku menghilang, ada yang mencariku dengan cinta  bukannya sibuk menganalisa penyebabnya lalu menjadikannya cerita di belakang punggungku. Cerita yang mencoreng aib bagi mukaku. Ahai…taukah kamu? Dinding dan bangku gereja itu bertelinga juga bermulut, hingga kabar buruk yang tersebar bisa kembali ke korban lho.

Aku lebih rela ditegur dengan nyata, daripada dicium dengan ciuman yang palsu. Dan lebih suka mengerjakan tugas-tugas dengan baik daripada duduk berdebat ratusan teori, lalu berakhir dengan hati yang pahit. Karena masing-masing ingin tampak pintar. (pepesan kosong kan tidak membuat kenyang? Heleh!)

Ku rasa kurang lebih seperti itu gereja idamanku.

“Apakah kau sudah menemukan Gereja yang seperti itu, Sob?”Tanya temanku.

Aku hanya mengerling ke arah Yesus, tos dengan-Nya..lalu meninggalkan temanku itu. Membiarkan dia menebak jawaban atas pertanyaannya itu. ***

8 komentar:

DV mengatakan...

Bagiku gereja idaman hanya satu, gereja yang satu kudus katolik dan apostolik :)

Tak peduli bagaimanapun penampakan fisiknya...

Anonim mengatakan...

mba tulisanmu seperti " jeritan hatiku", mohon izin share tulisan gereja idaman agar mereka2 yang mengaku " BERGEREJA", 'matanya' bisa Celik dan sadar, ha ha , thanks Gbu.

sKintani - 池 水 庆 mengatakan...

satu pertanyaan, jika kita mendambakan sebuah "Gereja Idaman" apakah kita sudah menjadi "Tempat Idaman" bagi DIA?

Saya yakin saat Tuhan Yesus ada di bumi dengan satu misi menyelamatkan "Dunia" Dia berharap akan menemukan tempat-Nya untuk DIA dapat di terima di "sedikit" saja ruang dalam hati kita. tetapi apakah DIA menemukannya?

Disaat kita sibuk untuk mencari tempat yang tepat untuk kita dapat pulang ke dalam sebuah "Gereja Idaman" sudahkah kita sadar betapa Tuhan ingin berpulang kedalam hati kita dan menjadikannya sebagai "Tempat Idaman" bagi Dia?

artikel yang bagus untuk menyadarkan kita semua.

TUHAN memberkati.

blogecahayu mengatakan...

Semoga banyak pelayan menyadari arti kasih dan GEREJA itu sendiri.

tulisan yang lembut tapi berani. Keep writing

sunanto choa mengatakan...

Alkisah, ada seseorang yang setiap hari minggu keliling mencari gereja yang sempurna.
Minggu pertama dia pergi ke gereja A dan menemukan bahwa kotbahnya tidak sempurna.
Minggu kedua dia pergi ke gereja B dan menemukan bahwa kotbahnya sempurna tetapi musiknya tidak.
Minggu ketiga dia pergi ke gereja C dan menemukan kotbah dan musiknya sempurna tapi pemimpin pujiannya tidak.
Minggu ketiga dia pergi ke gereja D dan menemukan kotbah, musiknya s pemimpin pujiannya sempurna tetapi jemaatnya tidak ramah.
Lalu minggu keempat dia pergi ke gereja E dan menemukan kotbah,musik, pemimpin pujian,dan jemaatnya sempurna. Pokoknya ini gereja yang sempurna dan idaman baginya.
Akan tetapi, setelah dia berjemaat di gereja tersebut maka gereja tersebut menjadi tidak sempurna.

Menurut saya gereja idaman adalah gereja dimana Tuhan menempatkan dan menanam saya di gereja tersebut. Jika masih ada yang belum sempurna maka itu artinya Tuhan menghendaki saya utk berdoa dan membantu utk menyempurnakan. GBU

Ceritaeka mengatakan...

Hehehe aku tau maksudmu mbak soal ini. Aku dulu juga sempat cari2 gereja, skr sih udh teteap krn meras pulang

baju tanah abang mengatakan...

postinganmu membuatku tersentuh....bagiku greja idamanku adalah greja yang pada saat aku datang aku merasa nyaman dan tenang teduh...salam kenal

PENG KHENG SUN mengatakan...

Kayaknya aku baru kali ini baca Gereja Idaman. Wah, iya tampaknya para pengurus/majelis/aktivis atau siapa saja yang merindukan Gereja Idaman sangat dianjurkan baca tulisan ini. Mestinya bukan saatnya lagi orang mencari Gereja Idaman, melainkan berupaya MENCIPTAKAN GI. Semoga Sang Penulis setuju. GBU