Selasa, 09 Maret 2010

Kemuliaan dalam Duka

Adakah orang yang benar-benar siap ketika berhadapan dengan kehilangan? Ketika takdir mementahkan segala usaha, dan membuat doa seolah sia-sia. Dan sontak meluruhkan rasa. Menghamburkan derai air mata duka

Sungguh,tidak ada kata SIAP untuk kehilangan. Apalagi kehilangan orang yang kita kasihi. Yang untuk mempertahankannya kita rela berlelah membuang waktu tidur kita, menguras tabungan kita. Yang untuk melihatnya tetap hidup bersama-sama dengan kita…kita merelakan segalanya.

Senin, 8 Maret 2010 setelah tepat sebulan Papa mertua saya Buang Hendrik Kolondam berjuang menaklukkan penyakit yang dideritanya di kamar ICU Rumah Sakit Tondano akhirnya menyerah pada panggilan Sang Khalik.

Yah..tak ada yang mampu menaklukkan kehendak-Nya selain kehendak-Nya sendiri. Inilah saat terberat bagi kami untuk menjiwai kalimat “jadilah Kehendak-MU” namun toh memang kami harus mengakui bahwa kehendak-Nya lah yang paling sempurna.

Sekalipun kali ini bukan masa yang mudah untuk kami jalani, tapi masa sukar ini membuat mata kami melihat betapa Tuhan mengasihi kami dan tidak pernah meninggalkan kami bergumul sendiri mengatasi duka hati kami.

Pasukan malaikat tak bersayap DIA kirimkan untuk menopang kami yang terduduk lemas. Pasukan malaikat tak bersayap DIA kirimkan untuk menguntai kalimat yang menghibur dan menyejukkan. Pasukan malaikat tak bersayap yang membuat kami mampu terbang menembus pekatnya awan duka.

Dengan mata kami melihat dan dengan hati kami merasa bahwa ada kemuliaan dalam kedukaan. Hal inilah yang membuat hati serta mulut kami tak sanggup membendung puja puji syukur ke hadirat-Nya.

Selamat Jalan Papa Hendrik…cinta kasihmu akan terus tersemai di hati kami. Teladan kesetiaanmu pada Mama Dei kiranya menjadi warisan tak ternilai bagi kami. Kesungguhanmu menjaga kekudusan Rumah Tangga kiranya menjadi saksi di hadapan Tuhan, betapa engkau telah sungguh-sungguh berlaku benar di hadapan-Nya. Dan kejujuranmu dalam bertugas kiranya menyemangati kami untuk berjalan lurus yang sudah DIA tentukan.

Selamat jalan Papa, selamat menikmati janji Kristus untuk tinggal dalam Firdaus.

TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (Ayub 1 : 21b)

5 komentar:

Q - Kiss mengatakan...

Turut merasa kehilangan, Kikis dan Keluarga

DV mengatakan...

Ris, aku dan keluargaku turut berduka atas meninggalnya mertuamu.

Aku yakin beliau telah mendapatkan hidup yang terbaik dan saat ini telah bersama para malaikat dan Bapa di surga.

Be strong!

Riris Ernaeni mengatakan...

@ Mas Kikis dan DV : terima kasih ya.

Anonim mengatakan...

turut berduka Mbak...maaf aku telat taunya.

Semoga beliau mendapat tempat di sisi Tuhan..
terasa sekali dukamu di tulisan ini Mbak...
Papa mertuamu pasti sekarang sudah terbebas dari sakitnya, dan telah pula berbahagia di surga..
Doa kami, Mbak...

Femikhirana mengatakan...

Turut berduka ya Ris
Dia tahu yang terbaik :)