Senin, 02 November 2009

Mama Dei

Dia bukanlah seorang wanita karier, bukan pula seorang wanita yang menggondol gelar kesarjanaan apalagi master ini dan itu. Mama Dei, demikian sapaan akrabnya, adalah wanita biasa seorang ibu rumah tangga dan oma dari cucu-cucunya. Dia adalah mama mertua saya.

Sekalipun beliau bukanlah wanita karier dengan segala titelnya, tapi ada banyak hal unik dan penting yang bisa aku pelajari dari pribadinya. Sebagai seorang ibu, sangat menyayangi putra-putranya. Terasa sekali bahwasanya dalam berbagai kesempatan berusaha adil dengan kedua putranya. Sebagai seorang istri, beliau adalah wanita yang sungguh-sungguh melayani dan mengabdi kepada suami. Sebagai seorang oma, beliau adalah oma yang cerdas untuk cucu-cucunya. Sebagai anggota majelis gereja, beliau tetap menempatkan posisinya sebagai hamba yang siap sedia melaksanakan tugasnya.

Ketika pertama berjumpa (sebelum kami menikah), sama sekali tidak tampak usaha nya untuk membuat jarak. Bahkan sebaliknya, sebagai calon mertua Mama Dei terasa sangat hangat dan bisa menerima saya apa adanya. Rasanya adeeem getoo. Ketakutan, kejaiman, bahkan jarak musnah begitu saja ketika kami ketemu. Langsung klik dan klop. Seperti teman asyik untuk diajak ngerumpi, belanja, sampai dengan curhat.

Ketika kami menikah, dan beliau sempat tinggal bersama kami ketika kelahiran anak kami yang pertama, tentunya beliau banyak melihat kekurangan saya sebagai menantu. Tapi sama sekali tidak memihak kepada anaknya jika kami berselilisih paham. Bahkan seringkali beliau memberikan pandangan2 yang mendamaikan. Ketika saya tersudut dengan pola pikir suami yang salah, beliau tampil sebagai pembela dengan cara yang lembut dan penuh damai.

Pokoknya jauh deh dari image2 mertua yang seram. Usut punya usut ternyata beliau itu memelihara saat teduh dengan cara yang simpel. Berdoa, baca firman, menghapal ayat dan praktek.

Pantaslah kalau beliau menjadi wanita kecintaan banyak orang, paling tidak : suaminya, anak-anak, mantu-mantu, juga cucu-cucunya. Pantaslah kalau roh yang lemah lembut itu makin tampak nyata dan membuat kami-kami ini segan untuk membangkang, karena beliau selalu bernaung dalam otoritas Allah. Sebelum bicara, sebelum menasihati, sebelum bertindak, beliau senantiasa menyertakan TUHAN. Tidak mengandalkan kepintaran yang pas-pasan. Tapi sungguh merupakan contoh nyata kehidupan yang mengandalkan Tuhan.

Saya berharap, bisa seperti beliau. Menjadi Istri dengan roh yang lemah lembut dan perkasa. Dimana hati dan pikiran dipenuhi hikmat untuk berkata-kata, entah itu menasihati, menghibur, ataupun mendorong orang lain. Saya juga rindu memiliki kehidupan yang menjadi suratan terbuka bagi banyak orang. Suratan yang menuliskan banyak hal yang baik dan patut dijadikan teladan

Mama Dei tetaplah manusia biasa yang masih jauh dari sempurna. Tapi keseriusannya memenuhi panggilan sebagai wanita bijak, cukup memberikan energi dan pengaruh yang positif bagi saya seorang aktivis gereja... untuk terus menerus melakukan koreksi atas kekurangan karakter saya.

Tuhan Yesus, terima kasih, Kau berikan aku mama mertua yang bisa menjadi alat pengajaranMU menjadi wanita yang Engkau kehendaki. Berkati beliau, supaya terus hidup dalam naungan kasihMU dan tinggal dalam otoritasmu dalam setiap jam dan waktu. Supaya bukan hanya kami2 yang merasakan dampak dari kehadiran Mu atas nya, tapi setiap orang yang dia sentuh boleh semakin mengenal kehendakMU dalam suratanMU yang terbuka

Mama Dei, terima kasih : sudah mau terima saya sebagai menantu, dan mau mengajari saya banyak hal tanpa mama ajari. Doakan saya, supaya saya benar-benar menjadi Kristen seperti mama. Hidup untuk Kristus dimanapun dan apapun panggilan saya

I Petrus 3 : 1-5
1 Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, 2 jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. 3 Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, 4 tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. 5 Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka tunduk kepada suaminya,


***

11 komentar:

Q - Kiss mengatakan...

Belajar dari ibu, pelajaran yang bijak ya? O ya banyak hal yang dapat diambil untuk dijadikan bekal hidup kita.
Salam.

ikkyu_san a.k.a imelda mengatakan...

Beruntung ya Ris, jika kita mendapat ibu mertua yang mau mengerti kita.
Padahal kita sering dengar hubungan mertua-menantu yang tidak harmonis.

EM

DV mengatakan...

Konon, nggak gampang seorang menantu akrab dengan ibu suaminya.
Aku tahu kamu bisa mencintai Mama Dei karena pertolongan Tuhan.

Teruslah menjadi saksi Kristus, salah satunya dengan mencintai mertuamu, Mama Dei!

Riris Ernaeni mengatakan...

@Mas Kikis : iya Mas, banyak pengalaman dari orang lain yang bisa kita jadikan bekal untuk melakukan introspeksi diri.

@Mbak Imelda dan DV : Mungkin karena Tuhan mengetahui bahwa keras kepalanya seorang Riris hanya bisa luluh di hadapan kelemahlembutan, maka DIA memberikan saya seorang Mama mertua yang super lembut. :D

Domba mengatakan...

says: It's good article...

Riris Ernaeni mengatakan...

thank u, uncle!

Anonim mengatakan...

Beruntung ya Mbak, kau punya mama mertua yang baik.
aku juga sangat beruntung, Ibu mertuaku juga seorang yang baik dan berlaku adil bagi putra-putra dan menantu-menantunya.
aku sering malu ati pada beliau, betapa beliau itu rajin ke gereja dan berdoa. sementara aku? doh....isin aku...

Riris Ernaeni mengatakan...

@Nana : wah, beliau memberi teladan lebih ya? tinggal menyerap spiritnya aja, Na!

Iya, aku sangat bersyukur bisa akrab dengan mama mertua, sementara teman seangkatanku banyak sekali yg konflik melulu dengan mertuanya.

narp mengatakan...

Iya mbak, setuju.. beruntungnya mbak.. :)
Seseorang yang secara batiniah tenang memang selalu memancarkan kekuatannya tersendiri ya.. Bikin segan..
Ah.. saya masih jauh sekali dari sosok tenang seperti itu..

krismariana mengatakan...

nice posting ... :) semoga besok riris bisa jadi mertua yg baik bagi menantu2nya. hehehe. tapi masih lamaaaa ya? ;)

Femikhirana mengatakan...

Salam ya buat Mama Dei :)