Jumat, 02 Oktober 2009

Jakarta Bertabur Batik

Pagi ini ketika berjalan menuju tempat pangkalan angkot tercinta, mata saya menangkap batik-batik cantik ikut berjalan. Mereka seolah adibusana yang sedang diperagakan para peragawati dan peragawan di atas catwalk. Hanya saja yang menjadi panggung peragaan busana kali ini adalah jalan raya di Jakarta.

Aneka rupa motif batik yang dikenakan dari yang sesuai pakem hingga yang sudah dimoderenisasi. Batik sesuai pakem yang saya maksud adalah batik-batik yang saya kenali, seperti : sido luhur, sido mukti, klawung, barongan, kembang jeruk, cirebonan, dan batik encim. Warna-warna yang dikenakanpun macam-macam dari yang original hingga yang sudah disesuaikan dengan perkembangan zaman. Selain motif batik jawa, banyak juga yang melenggang dengan motif daerah yang tak kalah cantik, seperti motif ulos, songket palembang, dayak, kupang, dan lain sebagainya.

Jika dulu Batik hanya dikenakan di saat-saat resmi atau formal, kini tidak lagi. Desainnya pun sudah lebih berani dan lebih sesuai dengan tuntutan zaman.

Ternyata, batik tidak mengurangi kecantikan dan kegantengan para pemakai muda yang banyak saya temui pagi ini. Bahkan menurut saya…menambah kecantikan, kegantengan, dan lebih elegan.

Aura kebanggaan di wajah-wajah anak negeri pagi ini seperti menambahkan cahaya di wajah mereka.

Diam-diam saya bersyukur, bahwa Indonesia pernah mengalami ancaman “kecurian” budaya oleh negeri tetangga. Saya bersyukur, karena ancaman itu akhirnya membawa penyadaran diri kepada seluruh anak negeri bahwa negeri ini kaya budaya. Budaya – budaya yang dulu malu diakui dan dibiarkan teronggok di sudut negeri, tiba-tiba menjadi begitu tampak berkilau dan berarti ketika ada bangsa lain yang coba-coba mencurinya dan mengakui bahwa itu miliknya.

Saya bersyukur, pada akhirnya pemuda-pemudi Indonesia pun sempat “mendidih” ketika negeri tetanga itu hendak mengklaim bahwa batik, tari pendet, bahkan musik-musik tradisional negeri ini menjadi milik mereka.

Dan hari ini ketika saya melihat banyak orang berlengggak – lenggok dengan busana batik, ada semangat persatuan yang muncul di dada saya, dan rekan-rekan saya yang mengakui perasaannya…hm…Darah saya seperti berseru-seru,”Yes, We are Indonesian..And Love Indoneisa Full !”

Mudah-mudahan, bukan hanya batik yang akhirnya kita cintai. Tapi juga tari-tarian tradisional, seperti : tari Serimpi, Tari Bondan, Tari Piring, Tari Tor-tor dsb…juga Musik-musik gamelan, angklung, kulintang, dsb..juga budaya-budaya negeri sendiri yang tak tersebutkan di dalam tulisan ini.

Yuk, kita lakukan apa yang bisa kita lakukan! Tidak perlu menunggu hingga ada yang mau ngaku-ngaku!! Mari kita mulai menginventarisir budaya kita dan mengamankannya. Dengan menginventarisir, kita akan sempat mempelajari dan mengamankannya dari tangan-tangan usil. Jadi tak perlu kita terkesiap dan merasa kecolongan lagi!

Bagaimana rekans? Apakah ada rasa bangga hari ini? Mari kita lanjutkan di aspek budaya Indonesia yang lainnya!!

Selamat Hari Batik!! Mari kita cintai negeri ini lebih dalam dari pada hari – hari yang telah lalu.

Jakarta, 2 Oktober 2009

6 komentar:

Q - Kiss mengatakan...

selamat Hari Batik, hari ini aku juga me"wajib"kan diri memakai batik, jalan2 sepanjang salatiga ke semarang juga penuh batik, Ris.
Semangat Batik!

nh18 mengatakan...

Betul sekali Mbak Riris ...
Saya senang sekali melihat situasi hari ini ...
Full Batik ...
Mulai dari Direktur sampai Office Boy ...
Mulai dari orang Amrik sampe orang Jepun yang kerja di Indonesia ...

Dan boleh percaya boleh tidak ...
Tadi saya lihat tukan koran dan juga Jocky 3 in 1

Pake Batik !!!

Salam saya

DV mengatakan...

Aku adalah satu di antara orang yang tak terlalu suka batik :)
Sejak dulu sampe sekarang :)

mel mengatakan...

iya bener,,saya liat tukang ojek aja pada pakai batik pas kmrn tgl 2,,,,bangga bgt rasanya

Riris Ernaeni mengatakan...

@ Mas Kikis : iya kalau di kantorku memang sudah sepakat hari ini pakai BATIK.

@ Om Trainner : terharu, senang, semangat Indonesia..hehehe

@ DV : ga papa Don. Selera masing-masing. Kalau aku dari dulu sih suka mengkoleksi kain batik, apalagi yg ada kenangannya. Kaya Nyampingnya Eyang, Ibu, trus baju-baju batik kontemporer yg semakin bagus sekarang ini.

@ Mel : bener, bangga : Terima kasih sudah berkunjung

atha lakuary mengatakan...

aku meminjamkan batikku ke teman-temanku yang jadi asisten di kampuz..heeee..
aku juga make pada hari itu,,
mau axist aja mendukung batik indonesiaku..
padahal pada tanggal 2 itu aku lagi free kuliah n free kerjaan :)

I LOVE INDONESIA n I LOVE BATIK