Kamis, 31 Januari 2008

Berebut Ternak

Gembala-gembala sedang meeting di kandang mereka. Mereka sedang mengeluhkan banyaknya domba yang menjadi impresif, berontak, bahkan hengkang dari kandang mereka. Kebanyakan menuding gembala-gembala seberang dengan kandang yang berhias aneka warna lampu dan asesoris, menu makanan yang lebih variatif, juga acara gathering antar domba yang lebih menggairahkan.
Dan akhirnya demi menjaga domba-domba yang tersisa agar tak ikutan melompat ke kandang seberang... merekapun mendoktrin tentang "kemurnian rumput dan air" domba-domba yang tersisa ditakut-takuti adanya racun dalam menu makanan di kandang seberang (wah?!)
Padahal, kalau dipikir bukankah domba-domba itu tak akan berontak dan melompat ke kandang yang lain, jika :
- mereka puas dengan pelayanan gembala-gembala
- mereka hangat dengan kandang yang nyaman penuh dengan kasih sayang
- puas dengan perawatan ketika domba-domba itu sakit dan butuh diperhatikan
- tidak kaku dalam menghadapi zaman tanpa meninggalkan kebenaran yang hakiki
ehm...jika bendera kandang-kandang lebih penting dari BOS yang menitipkan domba-domba itu kepada para gembala, rasanya---domba-domba itu akan banyak yang merasa yang terabaikan, kelaparan, terluka? Jadi apa salah, jika akhirnya mereka berlari pada kandang yang menawarkan pelayanan yang lebih oke dan memuaskan?
Rasanya kita perlu introspeksi diri. Dan tak sekedar menyalahkan atau berprasangka terhadap segala asesoris dan hiasan kandang - kandang domba seberang..***

Selasa, 29 Januari 2008

Mengapa?

Mengapa harus bergosip? Bukankah gosip hanya akan menghabiskan energi kita? Dan tidak akan mengubah keadaan seseorang?
Jika kita ingin membangun orang lain, tegurlah dengan kasih... bukan dengan gosip
1Th 5:11 & 2Ti 4:2

Mengapa harus memanggil seseorang dengan julukan yang tidak menunjukkan penghargaan kepada si empunya? Sedangkan Tuhan memanggil kita dengan nama kita sebagai bentuk penghargaan atas umat ciptaanNYA?
Isa 45:3

Mengapa harus merasa perlu menghakimi seseorang atau sesuatu? Jika kita sendiri bukanlah orang yang bisa membenarkan diri kita sendiri. Bukankah ada ganjaran bagi orang yang gemar menghakimi orang lain? Dan bukankah hanya Tuhan yang sanggup menjadi hakim yang adil? Bukankah Kristus bangkit untuk menjadi pembela dan bukan sebagai pendakwa?
Mt 7:2 & Joh 5:30

Mengapa harus bercerita, bercanda, dan berkata hal yang sia-sia? Bukankah setiap ucapan bibir kita akan diajukan di meja pengadilan ketika hari akhir tiba?

Mengapa kita harus sibuk mengomentari orang lain? Tapi tidak rela untuk belajar bebenah diri? Apakah kita lebih baik dari orang lain?
Lukas 6:41

Mengapa kita tidak bertekun saja untuk memperbaiki diri, bersabar dalam proses penyempurnaan setara dengan Kristus? Dan tekun dalam perlombaan yang sudah diwajibkan bagi kita?
Heb 12:1

Dengan sungguh-sungguh menjaga hati

Pr 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.

Dan fokus pada tujuan

Php 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Mengapa kita tak rela belajar? Padahal kita punya Guru yang Maha Dahsyat, yang sanggup mengajari kita untuk menjadi lebih pintar? Dan mau memberikan hikmatNYA tanpa mengungkit-ungkit?

Jas 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.

Marilah kita perbarui batin kita, agar semakin selaras dengan kehendakNYA, bukan hanya sibuk dengan urusan2 yang tidak penting.***




Pak Harto dalam Kenangan -ku

Saya tidak sedang membicarakan pro atau kontra tentang pak Harto. Juga tidak sedang ingin menulis pendapat tentang yang terjadi di publik dan opini yang tercipta di sana. Saya hanya ingin menulis sekelumit kenangan masa kecil saya tentang Pak Harto.

Sejak saya masih SD, saya sangat menyukai kegiatan tulis menulis, surat menyurat atau koresponden. Entah mengapa, kegiatan tulis menulis ini membuat saya merasa bebas untuk menyuarakan apa yang ingin saya utarakan. Dan dalam kegiatan surat menyurat, membuat saya memiliki banyak sekali sahabat pena. Satu lagi hobby saya...mencoba segala sesuatu (bahkan yang nyrempet2 bahaya).

Tiba-tiba terbesit keinginan saya untuk mengirim surat kepada Bapak Presiden Suharto. Saya ingat sekali.. waktu itu saya cuma minta benda kenang2an sebagai 'aji-aji' supaya saya ketularan jadi wong gedhe (maklum, saya dibesarkan di keluarga yang multiagama, jadi waktu itu masih mengadopsi pelajaran2 dari agama dan kepercayaan tetangga).

8 bulan setelah saya mengirim surat, saya mendapatkan panggilan dari kantor pos terdekat. Mereka bilang saya mendapat surat khusus dari kepresidenan, jadi yang menerima kiriman yang harus menghadap Kepala Kantor Pos untuk mengambil kiriman. Ibu saya yang waktu itu cuma guru SD, mendadak panik. Beliau berpikir saya sudah mengirimi surat yang berisi kritikan dan hujatan kepada Pak Harto. Tapi setelah saya terangkan bahwa saya cuma minta kenang2an, beliau agak tenang. Ternyata benar, sampai di kantor pos saya bisa melihat kiriman dari Asisten Menteri Sekretaris Negara urusan Mass Media yang digawangi bpk. G. Dwipayana.

Guys,... mungkin kenang2an itu gak ada nilai materialnya, cuma berupa Foto Bapak dan Ibu Suharto, pulpen dan pensil. Tapi...adanya balasan surat yang saya terima, membuat saya jadi lebih percaya diri. Karena waktu itu saya masih kecil, saya sempat berkhayal mengapa bukan Pak Harto sendiri yang membalas surat saya...hehehe.. begini khayalan saya :

"Dwi..dwi....(maksudnya Pak Dwipayana)..aku (Pak Harto) kan lagi sibuk, tolong dibalesin ya ada rakyatku yang kirim surat minta kenang2an".... hehehee...

Setelah beranjak remaja, dan tahu sedikit tentang organisasi, saya pun tahu, pasti banyak surat yang tidak sampai langsung ke tangan Pak Harto waktu itu. Demi kepuasan rakyat (seperti aku yang masih SD waktu itu) dibuatlah sistem untuk mengatur semuanya.

Tambah dewasa, tambah tau, orang sesibuk beliau, pasti gak sempat baca surat yang gak penting macam itu...hihihiii...tapi aku justru kagum dari sini

Biarpun beliau gak sempat, kok sempat2nya mikiri untuk membentuk tim khusus yang menjawab surat2 gak penting dari anak2 SD itu ya? FYI, anak2 SD yang kirim surat ke beliau ternyata buaaanyaaak.. dengan permintaan yang ajaib-ajaib lho.

Surat balasan itu masih saya simpan hingga sekarang, terlaminating rapi. Ada satu kesan dan kekaguman, bahwa pernah ada orang besar yang berusaha menyentuh seluruh lapisan rakyat termasuk anak2 polos yang iseng minta ini itu, seolah beliau adalah santa claus.

Jika kita jadi presiden, kira2 masih sempat gak bikin Tim khusus untuk meladeni surat2 polos macam itu? Jika kita jadi presiden... apakah kita imun terhadap kesalahan2 yang sekarang dituduhkan kepada beliau? Jika kita jadi presiden......

Selamat Jalan Pak Harto.... kami memaafkan semua kesalahanmu....

Kamis, 24 Januari 2008

Ketika hati ditekan, airmata tercurah

Kubawa hatiku kepada-Mu
hati yang tercabik-cabik iri
terkoyak ketidakberdayaan
menghadapi tekanan
beban, dan keluh kesah tiada habis

Aku marah dengan keadaan
namun tanganku tak sanggup mengepal
untuk hancurkan kesukaran

Aku murka dengan tekanan demi tekanan
tanpa kelonggaran
namun kakiku tak mampu menendang
setiap serangan tekanan yang ada

Tuhan, ampuniku yang tak bisa bersyukur saat ini
itu sebabnya kuberanikan diri untuk menghadapMU
karena kutahu hanya KAU yang sanggup mereparasi hatiku
yang sudah terlanjur rusak karena luka

Tuhan, jangan congkel mataku
yang sedang menjadi saluran iri atas keberadaanku
tapi berilah aku cara pandang baru
supaya dengan mata yang telah Kau perbarui itu
aku tetap melihat keindahan, di saat tak ada satu pun yang bisa memberiku alasan
dan beri aku hati yang baru, untukku lebih mengenalMU
dan bersyukur selalu
karena aku punya Allah yang jauuuuh lebih besar dari segala kesukaranku
dan biarlah mulutku tak lagi berkata," Tuhan, aku punya masalah besar!!"
tapi dengan bangga berteriak,"Hai Masalah!!! Lihat, aku punya Allah yang Besar!!

Tuhan, aku akan nantikan Engkau... hingga terbit kekuatan baruku
dan mulutku kan bermazmur karena kebaikan hatiMU.


Mazmur 38 : 10, 22-23
(38-10) Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu;
(38-22) Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!
(38-23) Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!

Jumat, 18 Januari 2008

Kehidupan dan Jetcoaster

Kita bisa belajar banyak dari Jetcoaster, permainan pemicu adrenalin yang ada di DUFAN. Jujur, ini salah satu permainan yang belum pernah aku sentuh seumur hidup. Takut
Tapi, biarpun tak semua kita pernah bermain jetcoaster...kita pasti pernah mengalami kehidupan layaknya di lintasan jetcoaster. Naik-turun- meliuk- terbalik- berputar- dan dalam kecepatan tinggi. Hiiy... syerem yaa? Ini menggambarkan titik-titik kritis dalam kehidupan kita. Ketika kita harus menyelesaikan masalah pelik, dan diburu waktu yang terus berputar cepat. Kita tidak bisa mengurangi bahkan menghentikan percepatan waktu yang ada. Namun kita harus mengalir di dalamnya.
Mari kita bersama-sama pelajari sesuatu yang indah dari permainan Jetcoaster ini :
1. Dilengkapi dengan pengaman
gak mungkin kan ketika kita naik jetcoaster cuma modal badan doang? Dalam permainan ini dilengkapi dengan ikat pinggang pengaman ganda. Jadi, meskipun kita lagi apes karena tiba-tiba listrik mati sementara dalam posisi terjungkal, kecil kemungkinan kita terjatuh.
Jika Tuhan membawa kita ke 'Jetcoaster-Nya', DIA juga melengkapi kita dengan alat-alat pengaman yang menjaga kita. Alat-alat pengaman itu berupa : ayat-ayat Firman Tuhan yang menguatkan, khotbah-khotbah Hamba Tuhan, nasihat-nasihat dari rekan-rekan atau kakak-kakak rohani... dst. Lebih dari itu, Tuhan memberikan pengaman berupa malaikat-malaikat bahkan Roh Nya sendiri, yang menguatkan, menghibur, menolong dan memampukan kita.
Jadi, jangan takut dan panik jika Tuhan mengajak kita bermain jetcoaster-Nya, karena dijamin aman dan gak bakalan binasa. Tuhan tau kekuatan kita, keterbatasan kita, dan pastinya sudah diukur supaya tidak terjadi kerusakan bagi jiwa kita.
Mzm 37 : 23-24
TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
2. Selalu Dalam Kecepatan Tinggi untuk Melawan Hukum Gravitasi
Di saat-saat Kritis, kita sering merasa berbenturan dengan waktu. Maksudku, ada banyak masalah yang penyelesaiannya membutuhkan waktu yang cepat, sementara habisnya waktu juga cepat. Kita tetap hanya dikasih waktu 7 hari seminggu, 24 jam sehari.
Kita sering stress kehidupan seolah tak ada harapan. Pasrah dengan keadaan dan berputus asa seolah tak ada lagi pertolongan, apa yang bisa kita lakukan :
- Nantikan Tuhan
- Nikmati permainan
- percayalah, bahwa untuk orang2 yang DIA cintai, Tuhan punya banyak sekali hukum yang berlaku di atas segala hukum di bumi ini. Pendek kata, jika Tuhan berkenan DIA sanggup untuk memutar balikkan hukum alam termasuk gravitasi.
salah satu tujuan kecepatan tinggi dalam permainan jetcoaster (menurut hemat saya) adalah untuk tidak memberikan kesempatan bagi berlakunya 'hukum gravitasi'.
3. Berteriaklah (Datanglah) Pada Pribadi Yang Tepat
Curhat boleh dan sah-sah saja untuk meringankan hati kita yang terbeban karena adanya masalah. Tapi, jika kita salah memilih teman curhat maka yang kita dapatkan hanyalah masalah baru seperti : digosipin, dilemahkan dengan komentar2 yang negativ, bahkan diberikan nasihat-nasihat yang menyesatkan.
Jadi lebih baik, datanglah kepada hamba-hamba Tuhan untuk curhat dan mendapatkan nasihat yang alkitabiah. Dan yang paling tepat, Datanglah kepada Tuhan, yang tidak hanya memberikan kelegaan, tapi juga memberikan jalan keluar, serta hikmat untuk menambah pengertian tentang hidup dan pengenalan akan DIA.
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Mt 11 : 28-30
4. Tetap Tinggal Di dalam Tuhan dan Nantikan PertolonganNYA
Coba kamu bayangin, kalo kita panik ketika main jetcoaster terus saking takutnya kita melepaskan sabuk2 pengaman padahal permainan sedang dalam kecepatan tinggi dan menukik, apa yang akan terjadi?... Yup, betul. Kita pasti akan jatuh dan binasa.
Guys, ketika kita dalam masalah mungkin terbesit dalam keinginan kita untuk meninggalkan DIA. Karena dimata kita, orang2 yang gak peduli tentang DIA hidupnya aman2 aja dan bebas dari segala masalah dan tekanan kita (sekali lagi di mata kita).
Ada satu kalimat yang saya ingat dari seorang hamba Tuhan. Kalau kita yang tinggal di dalam Tuhan saja ada masalah apa lagi mereka yang memilih untuk tinggal di luar Tuhan. Bedanya, di dalam Tuhan ada harapan dan pertolongan.. sementara di luar itu?? You know what the answer.
Isa 40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
5. Permainan Itu Pasti ada akhirnya
Semahal, secanggih, serumit apapun sebuah permainan. Pasti akan ada waktunya berhenti. Begitu juga kita harusnya menyikapi hidup dengan segala permasalahannya. Sepelik apapun masalah yang kita hadapi pasti akan ada akhirnya. Dan akhir dari masalah itu tergantung dari kita menyikapinya. Jika kita tetap pada Jalur-Nya kita dijamin selamat dan naik tingkat, jika tidak? maka masalah itu hanya akan menjadi kenangan yang memilukan.
Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah (Mzm 55 : 22-23)
Jadi Guys,
1Co 15:58 Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.
Maka kita akan bisa menikmati permainan itu dengan suka cita dan menjadikannya pengalaman hidup berharga. Percayalah, kita ini lebih dari pemenang.
Selamat menikmati permainan bersama Tuhan dan bertambah pengalaman rohani bersamaNYA. Suka cita dan damai sejahtera Allah kiranya menyertai dan memenuhi kehidupan kita semua. Amien

Rabu, 02 Januari 2008

Kasih SetiaMU itu Cukup Bagiku

Tuhan, aku ingin mengakui dosa besar ku
saat ini aku sedang menyimpan kepahitan dalam hatiku, (ehm.. sesuatu yang tak Kau sukai, bukan?)
tapi aku memang sedang tidak bisa menghalangi dosa itu masuk ke dalam hatiku.

....seharusnya bisa ya? tapi terlambat...
pikiranku telah terlanjur meng"approve" segala hal negativ dan pahit untuk masuk dan kemudian mencengkeram hatiku, membuahkan kekecewaan, keapatisan, ketidakpedulian, dan segala hal yang busuk ini telah mempengaruhi "napasku" sebagai orang percaya.

Tuhan, aku gak mau simpan2 barang busuk ini lagi. Tolonglah aku untuk membuangnya ke "tong sampah ajaibMU". Tolonglah aku untuk tetap menjadi anak yang manis kesayanganMU sekalipun keadaan sekelilingku seringkali memaksaku untuk merasakan hal2 yang pahit. Tolonglah aku untuk menjadi "penyalur kasih" dan bukan lagi "penghisap kasih"

Memang banyak yang bisa menjadi alasan untuk tetap "berdosa", tapi aku sudah berkeputusan untuk membuang semua itu. Aku ingin menyenangkanMU. Aku melepaskan pengampunan atas semua yang sudah melukai hatiku. Aku melepaskan kekecewaan yang sudah mengikat suka citaku, membuka lembaran baru, mengukir kisah yang lebih seru lagi bersamaMU.

Meskipun, aku butuh kekuatanMU untuk mengatasi semua rasa itu. Tapi aku tahu, Kau pasti dengan murah hati akan memberikannya padaku, bukan?

Ampuni aku, karena aku sudah melukai hatiku dengan segala hal busuk ini. Sekarang aku ingin Kau tahu...
kalau aku :
- akan tetap mengasihi teman2ku, sekalipun banyak diantara mereka yang melupakan dan meninggalkan aku
-akan tetap menunjukkan kasihku kepada mereka yang membutuhkan, walaupun seringkali Kau izinkan aku merasakan kesendirian ketika aku membutuhkan kehadiran mereka
-akan tetap menjadi murid yang patuh, taat, dan setia, sekalipun....keadaan ini banyak melukai hatiku
karena : KASIH SETIAMU ITU CUKUP BAGIKU

Berjalanlah di sampingku, tolonglah aku untuk menjadi pelaku FirmanMU, supaya aku jangan lagi berdosa padaMU.

Ps 119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.