Pernah menyanyikan lagu ini ?
Ku dib’ri kuasa dari Raja Mulia
Menaklukkan musuh di bawah kakiku
Kupakai kuasa dari Raja Mulia
Jika Allah ada bersamaku siapa jadi lawanku?
Ketika kita menyanyikan dan menyadari bahwa setiap orang
yang percaya kepada Yesus diberi kuasa, apa yang terbayang di benak kita? Kuasa
untuk mengadakan mukzijat? Kuasa untuk mengusir setan? Kuasa untuk menjadi
kebal terhadap segala bentuk racun maut?...Ya...tidak salah (Markus 16 : 17) memang menuliskan bahwa
tanda-tanda yang diberikan Tuhan kepada orang yang percaya adalah beberapa
contoh yang saya tuliskan di atas. Dengan syarat dan ketentuan yang berlaku,
kuasa itu bisa digunakan.
Namun pernahkah kita menyadari bahwa selain kuasa itu
diberikan agar kita bisa menolong orang lain, Tuhan juga memberikan kuasa
kepada kita agar kita bisa menolong diri kita sendiri. Sering kita memikirkan
bahwa musuh kita adalah Iblis...ini juga tidak salah. Namun kita juga sering
lupa, bahwa musuh terbesar adalah diri kita sendiri.
Pernahkah kita mendapati diri kita adalah dua sisi yang
sangat berbeda. Ketika kita tampil sebagai pelayan mimbar, kita tampil bak
malaikat surga yang penuh dengan kelembutan dan kebaikan. Namun beberapa
jengkal kita melangkah meninggalkan gedung ibadah...kita bisa saja tampil bak
preman yang belum pernah bertobat. Seringkali kita memakan korban dari
ketidakmampuan kita mengendalikan diri : anak, istri, suami, saudara kandung,
dan saudara-saudara yang dekat dengan kita.
Pernahkah merasa begitu sulitnya tampil menjadi seorang
yang baik di depan orang-orang yang dekat dengan kita. Ingatlah : yang sangat
berpotensi untuk kita lukai atau melukai kita adalah orang-orang yang terdekat
dengan kita. Ketika kita melayani orang yang tidak kita kenal..kita bisa
berwelas asih dan bersabar menunggu proses. Namun ketika kita berhadapan dengan
kesalahan yang dibuat oleh pasangan kita...belum tentu kita bisa bersabar
seperti kita bersabar kepada orang lain.
Ketika kita mengajar anak-anak orang lain, kita bisa
saja menjadi seorang yang lemah lembut, namun belum tentu kita bisa
melakukan hal yang sama ketika berada di
rumah dan bersama anak-anak kandung. Padahal...mereka memiliki hati dan
perasaan yang sama, yang bisa saja terluka oleh perlakuan juga perkataan kita.
Dan seringkali...kita frustasi karena kita sering
bergumul dengan rasa bersalah kepada mereka yang kita kasihi. Marah yang
merusak, kecenderungan untuk sinis dan ketus kepada orang-orang yang dekat dengan
kita...sangat menyiksa bukan? Meskipun kita juga tahu bahwa (Amsal 16 : 32),”Orang yang sabar melebihi
seorang Pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut
kota”. Namun seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus, apa yang dilakukannya
tidak seperti yang ingin dilakukan. Hatinya ingin melakukan hal yang baik,
namun yang dikerjakan justru yang sebaliknya (Roma7 : 18 – 21).
Tuhan menyediakan kuasa bagi kita agar kita bisa
menolong diri kita sendiri. Menaklukkan musuh terbesar yaitu diri sendiri, dan
menjadikan kita lebih dari pemenang. Menang menghadapi musuh menang pula
menaklukkan diri sendiri. Mari mendekat kepada Allah, DIA mau memberikan kuasa
agar kita menjadi pemenang. Roh Kudus diberikan agar kita menang menghadapi
tantangan, Roh Kudus juga yang memampukan kita untuk dapat menguasai diri kita
sendiri. Sehingga makin lama makin sempurna menyerupai Yesus yang sempurna. Roh
Kudus adalah Pribadi Allah yang peduli dengan rasa bersalah kita, Dia juga
peduli dengan pergumulan batin karena karakter kita. Mari kita meminta Roh
Kudus memimpin, menguasai, dan menolong kita agar kita sepenuhnya menjadi
seorang yang sanggup menang atas pertarungan terbesar melawan diri kita, ego
kita, kehendak kita..sehingga ......melalui hidup kita ada kesaksian yang
memasyurkan nama Allah. (RE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar