Sabtu, akhir
bulan...beberapa bulan yang lalu (late
post). Tidak seperti biasa proses tutup buku selesai ketika masih tengah
hari. Berhubung sakit kepala yang sudah tidak tertahankan lagi dan lagi masih
ada jadwal doa puasa para pelayan-pelayan saya segera pulang dan menolak ikut hangout dengan beberapa teman yang
senasib dengan saya (senasib selemburan
saat Sabtu J ).
Tiba di rumah sakit
kepala bukannya tambah membaik tapi tambah berat, merambat ke leher, pundak
bahkan punggung. Segera setelah membersihkan badan saya berbaring untuk
istirahat. Perlahan Farrel masuk dan dengan bersemangat Anak Sulungku
berkata,”Ayo ke Gereja, Mama. Bukankah hari ini doa puasa pelayan-pelayan? Mama
kok gak siap-siap?”. saya jelaskan bahwa sore itu terpaksa tidak bisa ikut doa
korporat di Gereja karena rasa sakit di kepala yang belum juga reda.
Melihat saya letoy.....Farrel malah berkata,”Mama
tahu gak, kalau kita beribadah kepada Tuhan, maka Tuhan akan menyembuhkan kita.
Firman Tuhan itu bisa menjadikan makanan dan minuman kita berubah menjadi obat
dan vitamin bagi tubuh kita. Bukan itu saja...kalau kita beribadah kepada Tuhan
maka Tuhan akan memberkati hidup kita dengan berkat yang bbbuuuaaaanyyaaaaaakkk
banget!”
Denyut di kepala
saya berhenti sejenak, rasa sakit itu seperti terperangah mendengarkan Farrel
bertutur lancar tentang manfaat ibadah. Saya berusaha duduk dan menatap
matanya. Sembari memutar memory apakah pernah saya memaksa anak itu ke Sekolah
Minggu dengan kata-kata ajaib yang baru saja dia ucapkan. Seingatku tidak,
Farrel dan adiknya Joshua tidak pernah susah kalau diajak kebaktian. Mereka
selalu bersemangat, jadi saya yakin seyakin-yakinnya saya tidak pernah
menggunakan kalimat-kalimat tersebut untuk membujuknya beribadah.
Kepo dan iseng saya
kumat J,”Siapa yang bilang begitu, Kak?”
“Itu Bu Tine (salah
seorang guru Sekolah Minggunya), minggu lalu kan diajari soal itu...Cuma
Kakak lupa ayatnya. Ayolah siap-siap, jangan lemes gitu Mama!”
.......
Cerita di atas
hanya sebagian kecil percakapan kami sore itu. Saya tidak bermaksud
membangga-banggakan Anak Sulung saya. Saya hanya ingin mengajak Pembaca semua
khususnya Guru-Guru Sekolah Minggu untuk melihat betapa Firman Tuhan yang kita
beritakan ternyata tidak pernah kembali dengan sia-sia. DIA kembali membawa
hasil yaitu target yang diinginkan-Nya. Saya ingin kita bersyukur menjadi
penabur-penabur sederhana pada lahan – lahan hati yang masih sederhana. Saya
ingin mengajak rekan-rekan Guru Sekolah Minggu untuk tidak berkecil hati dan merasa
kecil karena hanya melayani anak-anak, karena mereka adalah masa depan Gereja.
Mungkin mereka hanya terlihat “bengong” waktu kita ajar, mungkin mereka
berkelakuan sedikit mengganggu, tetaplah menabur...karena Firman Tuhan berkuasa
untuk masuk ke dalam hati dan pemikiran polos mereka dan menjadikan mereka
pribadi yang berbeda
Kepada para
orangtua yang masih memiliki anak-anak balita atau anak-anak yang masih di
bawah umur. Luangkan waktu terbaik untuk menceritakan kebenaran Firman Tuhan.
Luangkan waktu terbaik untuk mengajari mereka beribadah dengan sungguh-sungguh
kepada Tuhan. Tentu akan ada perbedaan antara anak-anak yang sedari kecil
dididik Firman Tuhan dan yang tidak.
Mari kita bawa
mereka kepada Yesus, izinkan DIA memberkati anak-anak kita menjadi anak-anak
pembawa harapan baru bagi dunia. (RE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar