(renungan ringan saat hidup terasa berat)
Beberapa waktu yang lalu saya dengan menghabiskan waktu dengan menyaksikan chanel Youtube tentang Paspampres. Entah mengapa hari itu perhatian saya benar-benar tersita pada tayangan tentang pekerjaan Paspampres kelompok A yang menjadi tameng hidup Presiden. Mereka adalah prajurit-prajurit Infanteri terbaik yang siap mengorbankan dirinya untuk negara dan simbolnya.
Berbadan tegap, berotot gempal,
dengan potongan rambut yang cepak, mereka tampak gagah dan rapi. Hampir di setiap
tugas mengenakan kacamata hitam, seolah ingin menyembunyikan tatapan mata
mereka dan menjadikannya misteri bagi yang melihatnya. Di mana Presiden berada
Paspampres kelompok A ini ada di sekelilingnya.
Dengan mata yang seolah hanya
lurus menatap ke depan, ternyata tetap sigap ketika ada gerakan yang tidak
wajar atau tidak diperbolehkan. Secara reflek tangan merentangkan tangan untuk
menghalau ataupun menjaga. Bahkan ada kejadian lucu ketika Putra Sulung
Presiden nekat menerobos brikade Paspampres. Tatapan mata mereka sepertinya
hanya melihat ke depan namun betapa mengejutkan ketika ada sekelebat obyek
(Gibran) menerobos dari belakang, reflek seorang Paspampres membentangkan
tangan dan menarik jasnya.
Hari itu saya benar-benar
penasaran dengan mata Paspampres yang hampir selalu dilindungi kacamata hitam.
Hingga akhirnya menemukan satu video saat melayat salah satu tokoh Nasional.
Paspamres mengenakan transparan. Berdiri di belakang Presiden dan ikut
menyolati Jenasah ketika pengambil gambar mendekat, terlihat jelas lirikan
tajam dan waspada. Seperti semboyan Paspampres “Setia Waspada”, demikian juga
perilaku mereka menunjukkan kesetiaan, loyalitas, dan selalu waspada demi
keselamatan dan keamanan orang nomor satu di Indonesia.
Pernah membayangkan, tidak?
Betapa nyamannya jika dikelilingi bodyguard
yang seperti itu? Setia karena selalu berada di dekat kita di
manapun kita pergi dan berada. Dan waspada untuk segera bertindak jika ada
bahaya yang mendekat.
Tahukah
kamu, bahwa Tuhan menjaga kita lebih dari yang mereka lakukan? Karena Tuhan
tidak pernah terlelap, tidak pernah lelah mengawasi, dan terus menyertai
seperti janji-Nya (Matius 28 : 20b) Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman. Jika Tuhan menyertai maka Dia juga mengawasi
kita dengan begitu ketat dan melekat, menjaga kita seperti biji mata-Nya. (Ulangan 32:10) Didapati-Nya dia di suatu negeri, di padang gurun, di tengah-tengah
ketandusan dan auman padang belantara. Dikelilingi-Nya dia dan diawasi-Nya,
dijaga-Nya sebagai biji mata-Nya. Seperti
kita ketahui bahwa kelopak mata kita bergerak reflek sepersekian detik sebelum
benda asing masuk ke bola mata. Demikian
juga Tuhan, penjagaan-Nya bagi umat yang takut akan DIA dan hidup seturut kehendak-Nya berlaku sempurna. Meskipun
terlihat sendiri, kita diawasi oleh mata Tuhan. Dan penyertaan-Nya menjadikan
kita aman dan selamat. Hari ini apa yang kita takutkan? Merasa berjuang
sendirian di masa sulit seperti ini? Ingatlah bahwa Tuhan menyertai dan Dia
pasti membela kita tepat pada waktunya. (Riris)
2 komentar:
metafora yang sangat inspiratif. tetap semangat
Maturuntunwun mas
Posting Komentar