Seperti lilin
dalam pelukan api
seperti itu rasaku
dalam pelukan rindu
aku merasakan perih
panas
tak nyaman
bahkan tersiksa
tapi aku tidak bisa berlari
untuk sekedar menghindari
banyak orang memakiku
ingatkanku
lupakan!!
hapuskan!!
dari anganmu!!!
aku hanya tersenyum
dan berkata dalam hatiku
kamu, aku, kita
dan semua yang pernah kita kecap
tidaklah sama dengan dokumen di komputerku
menghapus jejakmu
tak semudah mendelete file di foldernya
juga dari recycle bin
kamu ada di ruang-ruang rumah kita
di jalan yang harus aku lewati
di mendung pekat
juga di mega-mega cerah
bagaimana bisa aku melupakanmu
bagaimana bisa aku tak pasrah dalam gerusan rindu?
bagaimana bisa??
seperti mentari rindu berpelukan dengan pekat malam
seperti rembulan yang rindu membelai hangatnya siang
seperti itulah yang kini kurasakan
aku kuat...namun aku juga rapuh
ketika aku berhadapan dengan satu hal
RINDU
7 komentar:
ooooh jangan sampai kamu lupakan dia.
bahkan kenangan itu harus diingat selalu sebagai dorongan menghadapi masa depan ya Ris...
**hugs**
EM
Mbak EM, thank u
pasti tidak akan pernah bisa dilupakan, Mbak. He is very special :D
Aku nunggu sekian lama tulisanmu tentang dia... dan bener2 dalam...
Salut, Ris... aku tak bisa membayangkan seperti apa yang kau rasakan, tapi satu hal yang ada selalu dalam bayanganku, kamu kuat! sangat kuat malah...
Thank u, DV.
Aku berharap setelah minggu ini berlalu, aku sudah bisa menyelesaikan tulisanku tentang dia.
Butuh waktu, butuh energi khusus untuk menuliskannya. Doakan ya?
puisinya bagus banget sampai aku ketularan rindu :)
Puisi yang indah sekaligus sedih. Aku memang tidak dapat menyelami, but i have a heart to pray 4 u.
just info, file yang telah kita hapus dari recycle bin-pun dapat dibangkitkan lagi. Apalagi kenangan tentang orang yang kita kasihi, tentu tak mungkin terhapuskan.
And life must go on, Rin. Be strong in God.
mengapa rindu hatiku tiada tertahan...
tersiksa karena cinta
Posting Komentar