Jumat, 13 Juli 2012

Pendoa Kecil

Hari yang sangat melelahkan. Pekerjaan yang cukup menguras energi, ditambah lagi jalanan yang luar biasa macet membuat sakit kepala yang dari pagi aku tahan menjadi terasa makin kuat mencengkeram kepalaku. Hasil cek tensi darah memang cukup rendah 90/60 daripada biasanya di 110/80.

Begitu lelah dan tersiksanya badan tanpa aku sadari aku mengeluh sembari berbaring,"Oh Tuhan..ni badan kok rasanya sakiit sekali!" Dan di menit berikutnya aku sudah tertidur. Baru terbangun saat Farrel anak sulungku terisak-isak di sebelah kakiku sambil memijit lembut.

"Kakak mengapa menangis? Bertengkar dengan Adik?" tanyaku. Bukannya menjawab dia malah menghambur ke pelukanku dan bertambah keras tangisnya seraya berkata,"Mama jangan mati, kalau mama mati...siapa yang jagain aku?"

Aku hampir saja tidak bisa menahan tangis sekaligus tawaku. Rupanya kepergian Papanya membuat anak-anak ini merasa bahwa akulah milik mereka yang paling berharga. Aku memeluknya lembut dan mencoba menghiburnya.

Ketika saat tidur tiba, mata Farrel tak jua terpejam dia masih saja mengamati aku yang nyaris tertidur.
"Mengapa kakak tidak tidur?" tanyaku
"Mama jangan sakit. Jangan jadi tua. Jangan meninggal!" jawabnya.
Agak sulit sebenarnya aku memilih kata untuk menjelaskan tentang konsep hidup dan kematian. Malam itu aku memilih untuk mengingatkannya bahwa kekuatirannya tidak akan membuat keadaan tambah baik. Aku memintanya berdoa agar aku lekas sembuh.

Seperti layaknya seorang Pendoa, dia mengangkat tangannya dan berdoa lembut,"Ya Tuhan, tolong sembuhkanlah mamaku!" perlahan tangannya ditumpangkan ke atas kepalaku dan berkata,"Dalam Nama Yesus, mamaku sembuh!"

Ketika Farrel mendoakan teman-temannya kalau tidak masuk karena sakit aku terharu karena dia memiliki hati yang lembut untuk mengasihi orang lain. Namun ketika anak itu mendoakan aku secara khusus karena aku sakit..bukan haru saja yang aku rasakan..satu perasaan yang sulit untuk aku ungkapkan di sini.

Aaah.. ini sekedar catatan, yang merekam betapa anak-anak menirukan apa yang mereka lihat dan mereka rasakan. Sekedar menyelamatkan kenangan bahwa di masa-masa keluguan anak-anak muncul hati yang mulia untuk menjadi pendoa-pendoa kecil. Pendoa-pendoa yang tentu saja doanya sangat sederhana dan didengar oleh Tuhan yang mengasihi kita semua.