Kamis, 28 Agustus 2008

Di detik-detik terakhir

Finally, kebutuhan 2 orang pembantu untuk mengasuh kedua anak kami terpenuhi sudah. Sudah ada dua orang yang berminat untuk bekerja. Setidaknya selama bulan puasa ini saya tidak lagi merasa terbeban karena harus menitipkan anak-anak kepada kakak. Saya tidak lagi dibayang-bayangi rasa takut kalau-kalau tambahan pekerjaan ini dijadikan alasan bagi pembantunya kakak untuk pulang selamanya. Thanks God.

Waktu itu kami begitu panik, karena batas yang diberikan oleh pembantunya kakak itu cuma sampai akhir minggu ini. Dia takut tidak kuat kalau puasa harus jaga anak kami yang masih terlalu aktiv dan serba ingin tau itu

Kemarin malam... berita gembira itu terdengar juga. Dengan cara yang tidak kami pikirkan, semua tersedia di hari terakhir menjelang puasa.

Ya, seolah TUhan bergerak di detik-detik terakhir, tapi sama sekali tidak terlambat.

Thanks God! Engkau tak pernah mempermalukan hambaMU ini.

Jumat, 22 Agustus 2008

Diskusi Milis Tentang Hukuman Mati (2) Selesai

Nah...ini Om Moderator (Om Widjaya Kartika) akhirnya urun rembug berdasarkan Alkitab dan buku-buku yang beliau baca. Rasanya cukup untuk dijadikan sebuah simpulan dari diskusi tentang Hukuman Mati ini. Mudah-mudahan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang seringkali menggantung atau tersisa di pikiran kita tentang pendapat TUHAN tentang hukuman mati yang ditetapkan oleh pemerintah (baca: Manusia). Om Wie, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk urun rembug dalam diskusi ini.


Om Widjaja Kartika menulis :


Mengikuti pembahasan "Hukuman Mati" di milis yang mendapat banyak tanggapan, saya buka Alkitab juga tulisan dari Hamba Tuhan lain untuk sampai pada kesimpulan seperti yang terangkum dalam tulisan berikut. Silahkan direnungkan dan dipertimbangkan, semoga bermanfaat.


Yesaya 26:10 "Seandainya orang fasik dikasihani, ia tidak akan belajar apa yang benar; ia akan berbuat curang di negeri di mana hukum berlaku, dan tidak akan melihat kemuliaan TUHAN".


Kejahatan dunia saat ini sudah mencapai puncaknya melebihi apa yang pernah dicatat di zaman Alkitab. Pemberontakan dan perlawanan kepada Tuhan secara terang-terangan tinggal menunggu klimaksnya, di Harmagedon. 10 Hukum moral yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia melalui bangsa Israel di Gunung Sinai ditolak secara tegas, disingkirkan dari tempat umum, dan hal ini terjadi secara resmi melalui jalur hukum yang berlaku di negara-negara yang pernah disebut, bahkan masih mendapat julukan sebagai Negara Kristen.


Terlalu panjang kalau kita daftar bentuk dari perlawanan manusia terhadap 10 hukum tersebut. Mulai dari berbagai jenis penyembahan kepada allah asing, menyebut Nama Tuhan dengan sia-sia, pelanggaran Sabbat, pemberontakan bahkan pembunuhan dan kekejian kepada orang tua, aborsi, kejahatan seksual yang tidak pantas untuk diceritakan, pencurian, saksi palsu, iri hati, dlsb. Manusia sudah tidak perduli pada Tuhan. Mereka menjadikan dirinya sendiri sebagai tuhan yang bebas bertindak apa saja, bahkan juga untuk mengkahiri hidupnya sendiri. Sudah demikian bodohnya manusia tertipu oleh iblis dalam menjalani hidup yang singkat di bumi ini. Dan inilah keadaan manusia di akhir zaman..! Mereka lebih melindungi kehidupan hewan lebih daripada hidup manusia. Pembunuhan terjadi dimana-mana.


Walaupun kejahatan sudah sedemikian kejinya, tapi para pemimpin keagaman (yang moderat), tokoh-tokoh pendidikan, para psikiater masih saja ada yang tidak menyetujui dan menentang hukuman mati. Capital Punishment dibatasi dan mereka berusaha mengatasi tingkat kejahatan dengan berbagai pendekatan sosial-ekonomi, mengesampingkan hukuman dan tanggungjawab pribadi, bahkan tidak memperdulikan Firman Tuhan. Pada tingkat ini maka kejahatan semakin merajalela. Coba bandingkan dengan negara-negara Islam yang lebih tegas dalam memberi hukuman pada suatu kejahatan, bahkan hukuman mati bagi pelanggarnya, kriminalitas mereka relatif terkendali.

Ada penyelidikan yang dilakukan di Amerika terhadap hukuman mati. Study ini menyimpulkan bahwa untuk 1 kejahatan pembunuhan keji yang mendapat ganjaran hukuman mati, maka akan terselamatkan 8 kehidupan lainnya. Dengan kata lain bahwa takut akan hukuman membuat orang akan berpikir lagi jika hendak melakukan kejahatan selanjutnya.


Kejadian 9:6 "Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri".

Keluaran 21:12, 15-17 "Siapa yang memukul seseorang, sehingga mati, pastilah ia dihukum mati. Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati. Siapa yang menculik seorang manusia, baik ia telah menjualnya, baik orang itu masih terdapat padanya, ia pasti dihukum mati. Siapa yang mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati".

Sebagian orang berpendapat bahwa ayat ini adalah Hukum Perjanjian Lama. Beda penerapannya dengan kita yang hidup sekarang di jaman anugrah..! Mengenai hal itu, coba kita bandingkan dengan beberapa ayat dalam Perjanjian Baru berikut ini.


Dalam Roma 13:4, Rasul Paulus menulis: "Karena pemerintah adalah hamba Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika engkau berbuat jahat, takutlah akan dia, karena tidak percuma pemerintah menyandang pedang. Pemerintah adalah hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat".


Dalam hal ini jelas bahwa Tuhan mendukung ketetapan yang diambil pemerintah untuk kebaikan manusia sesuai dengan Hukum Tuhan, termasuk ketetapkan hukuman mati bagi kejahatan yang keji terhadap para pelanggar hukum kemanusiaan.Pemerintahan Dunia ditetapkan oleh Allah sendiri. Orang percaya diajarkan untuk membayar pajak dan taat pada pemerintah (Rom.13:1-7, 1 Petr.2:13-17). Fungsi hukum dari pemerintah harus ditegakkan dalam suatu masyarakat. Jika hukum pemerintahan ditujukan kepada kebaikan bagi kepentingan umum maka pemerintah berhak menggunakan berbagai ketentuan hukum, dan hal ini harus diakui atau didukung oleh masyarakat setempat. Sangat tidak masuk akal jika kita berpendapat bahwa pemerintah berhak memerintah jika rakyatnya taat secara sukarela. Dan jika mereka tidak mau taat/tidak setuju maka pemerintah tersebut harus diganti.

Mustahil bagi suatu pemerintahan akan tetap eksis jika tidak memiliki kemampuan menciptakan ketaatan dalam masyarakat yang dipimpinnya melalui penegakkan hukum.

Lucu.., jika kita percaya bahwa pemerintah punya tugas untuk mengatur suatu masyarakat tapi kita tidak mau mengakui haknya untuk menggunakan sangsi hukum demi terciptanya ketertiban di masyarakat tersebut. Orang-orang Kristen yang mempertentangkan tindakan pemerintah terhadap: hukuman mati, cara pencegahan tindak yakejahatan, cara mengatasi para pemberontak, dan juga keputusan pemerintah untuk mengadakan Perang, secara langsung menentang pemerintah tersebut. Mereka pikir keadilan dapat ditegakkan tanpa malalui tindakan ekstrim pemerintah, bahkan ada yang percaya bahwa pemerintah dapat berfungsi efektif tanpa melalui sangsi-sangsi hukum yang keras, seperti hukuman mati. Pendapat ini sangat tidak masuk akal dan tidak didukung oleh ayat-ayat dalam Alkitab. Kita harus ingat bahwa dunia kita sekarang berada dalam pengaruh kuasa kegelapan. Pemerintah merupakan alat Tuhan untuk sedapatnya menjadi saluran berkat bagi keselamatan bangsa-bangsa.

Orang Kristen seringkali memakai ayat dalam Keluaran 20:13, Jangan Membunuh..! untuk berargumentasi. Ayat ini tentunya bukan larangan untuk membunuh binatang atau tanaman. Ini adalah larangan untuk tidak membunuh manusia..! Benar..! Tapi pembunuhan yang bagaimana..? Pasti bukan semua jenis pembunuhan.., karena pada pasal berikutnya (baca pasal 21) ketetapan untuk hukuman mati Tuahn tetapkan bagi kejahatan tertentu. 6 kali dalam pasal ini dan beberapa kali pada pasal-pasal selanjutnya Tuhan menetapkan hukuman mati. Kapan saja seseorang berbuat kejahatan yang menghancurkan kebaikan dari kepentingan umum maka sangat perlu untuk mengakhiri hidupnya, jika ini merupakan jalan satu-satunya dan terakhir, untuk mengakhiri tindakannya yang menghancurkan itu. Ia harus bertanggungjawab, dan ini merupakan tugas pemerintah untuk menghukumnya.Pembunuhan adalah perlawanan terhadap Tuhan yang menciptakan manusia serupa dengan gambarNya. Hal ini merupakan perwujudan dari kebencian terhadap gambar Illahi. Hal ini merupakan tindakan kejahatan terhadap masyarakat dimana manusia merupakan anggota penting dari masyarakat tersebut. Juga pelanggaran terhadap keluarga bahkan individu yang hidupnya dihabisis dengan sia-sia. Pembunuhan ini secara pasti mengakibatkan terhentinya tugas si korban bagi masyarakat, bahkan bagi pekerjaan Tuhan yang menjadi bagiannya. Yang sangat berbahaya jika si korban belum bertobat maka pembunuhan ini akan mengakhiri kesempatannya untuk kekekalan yang tersedia bagi semua orang.Sangat mengerikan mengambil hidup orang lain walaupun dalam ketetapan hukuman mati. Puji Tuhan.., suatu saat semua ini akan berakhir. Tapi selama menanti kedatangan Yesus yang kedua kali, Hukum Tuhan harus ditegakkan. Tuhan tidak pernah salah atau kejam ketika Ia menetapkan hukuman mati terhadap kejahatan tertentu. Ketika manusia meragukan perkataan dan hukum Tuhan, dan merasa lebih tahu dari Tuhan, maka mereka akan menuai konsekwensi pahit dalam hidup ini. Dengan demikian Hukuman Mati/ Capital Punishment yang ditetapkan oleh Pemerintah tidaklah bertrentangan dengan Firman Tuhan.

Tugas kita orang-orang percaya untuk merebut kesempatan pemberitaan injil bagi mereka yang dipenjara, terlebih untuk mereka yang akan dihukum mati. Sejarah membuktikan melalui kesaksian nyata pelayanan ini, bahwa banyak dari mereka yang selamat di saat-saat terakhir menjelang hukuman mati. Puji Tuhan...! Tuhan Yesus menjamin sorga bagi mereka. Tuhan kita tidak pernah memperhitungkan dan mengingat dosa-dosa yang sudah diampuni.., kemurahan besar, anugrah heran.., lebih dari hidup...! Keselamatan bukan karena hasil kerja kita, tapi anugrah Tuhan semata. Yesus sudah membayar hukuman mati bagi dosa-dosa seluruh umat manusia, di Kalvari..! Hanya percaya saja pada Yesus, kita akan selamat. (Yoh.3:16).Sebagai penutup saya sertakan ayat dari Pengkhotbah 8:11 "Oleh karena hukuman terhadap perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, maka hati manusia penuh niat untuk berbuat jahat".Saya yakin keadaan ini berlaku bagi semua manusia, tidak terkecuali dalam suatu organisasi gereja. Hukum harus ditegakkan..! Bukan hukuman mati, jangan salah mengerti karena organisasi seperti ini bukanlah pemerintah. Tapi hukuman sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. Tuhan penuh kasih dan murah hati. Ia maha pengampun dan mau pertobatan yang sungguh..! Hukum harus ditegakkan..! Dosa diampuni, pelanggaran dimaafkan, tapi hukum harus dilaksanakan..!

Diskusi Milis Tentang Hukuman Mati (1)

Saya menulis :

Milis sepi niiy...apa kabar semuanya?
Boleh minta pendapat tentang hukuman mati bagi residivis? Bagaimana Pandangan Alkitab tentang hukuman mati bagi para penjahat ini?
kalau misalkan ini pernah dibahas di milis ini, kira-kira saya bisa mendapatkan pendapat2 ini dimana ya? di web GPdI ada tidak ya?

Ivan Karel berpendapat :
Baca Roma 13:4. Selama eksekusi ini di serahkan ke tangan pemerintah tidakmasalah. Tentu pemerintah akan berbuat sesuai prosedur hukum dan se-objektif mungkin.

Pastor Otto berpendapat :
Yang dihukum itu kan dagingnya, dan bila roh residivis itu telah bertobat menerima Yesus sebagai juruselamatnya...pasti kawan kita itu masuk sorga.Kawan kita yg disalib disebelah kanan Yesus itu tetap tergantung di kayu salib oleh karena kesalahan2nya (itu mungkin sama dgn kita jaman ini dgn hukuman tembak), tetapi kita tahu hari itu juga Yesus katakan dia masuk dalam kerajaan sorga karena pertobatannya yg sungguh2.Ok itu aja buat Riris dan salam kenal juga kawan..Tuhan memberkati

Saya menulis :
Oooh...jadi Alkitab memperbolehkan adanya HUKUMAN MATI itu ya? maksud saya, si pengambil keputusan HUKUMAN MATI itu tidak dianggap sebagai "pembunuh" Kan? Kira-kira..apa ya yang dirasakan oleh regu tembak yang bertindak sebagai eksekutor? Apakah mereka didera rasa "takut" atau "bersalah" karena telah menjadi "pembunuh"?

Ivan Karel menjawab :
Implicit...yess.Allah juga bisa berbuat hal ini, cuman bedanya di dunia ini Dia pakaipemerintah yang menjalankannya.Pihak eksekutor bukan pembunuh namun mereka menjalankan tanggung jawabsesuai dgn hukum yg berlaku. Sama saja seperti perang Zus.

Saya bertanya :
Terus...bagaimana dengan ayat ini?
Apakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? demikianlah firman Tuhan ALLAH. Bukankah kepada pertobatannya supaya ia hidup? Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"

Pastor Oto menjawab :
Semua yg ada didalam hidup kita ini oleh karena kasih karunia Tuhan, jangan lihat dari segi pandangan perasaan manusia dalam menilai seperti kasus seperti ini. Kita akan diperhadapkan dengan perasaan manusia dan perasaan Tuhan. Itu tinggal kita memilih. Sekasihannya kita melihat seseorang ditembak mati, lebih lagi dan bahkan tidak kita bisa ukur hatinya Tuhan melihat itu. Didalamnya ada kasih karunia Allah yg tak dapat kita ukur ketika itu terjadi. Para Eksekusi utk penembak mati tidaklah dapat kita katakan sebagai kategori "Pembunuh" mereka adalah para eksekusi yang menjalankan sebuah tugas untuk mengakhiri hidup seseorang karena kesalahan2nya, disisi lain dari sepuluh orang Eksekusi penembak itu. Tidak ada satupun dari mereka yg tahu, dimana peluru yang sesungguhnya bersarang. Hanya satu orang yg dimasukkan peluru pada senjatanya, sehingga mereka tdk dikenakan dakwaan hatinya siapakah yg menembakkan peluru ke terhukum.Seperti yg Bro Ivan katakan, ada alat Tuhan yg disebut Pemerintah pada Roma 13 itu menjadi tanganNya utk setiap pemerintahan di bumi ini.Jadi sekali lagi, bukan masalah alkitab memperbolehkan membunuh atau terbunuh. Pointnya adalah setiap dosa yg kita lakukan ada konswekonsinya, tetapi disana tetap ada kasih karunia Allah yg mengampuni kita melalui pertobatan yg sungguh2. Sekali lagi bagi saya, yg paling penting bukan cara matinya kita yg dilihat. Tetapi roh kita yg pasti pergi kerumah Bapa. Bila kita melihat cara matinya Yesus menurut pandangan manusia adalah terlalu kejam, hina, tidak pantas etc.Tapi mari kembali melihat ada Kasih Karunia Tuhan didalam kehidupan kita di bumi ini.Ok itu aja, Tuhan memberkati.

Ivan Karel berpendapat :
Jawaban Pastor Otto terkait dgn pertanyaan ini Zus.Bagi penjahat itu lebih baik dia menerima kematian "sementara" itu daripada kematian kekal nanti.Dalam Alkitab hidup ada dua. Hidup di dunia ini dan hidup di sorga nanti.Allah bisa memberikan kesempatan seorang resedivis untuk menikmati hidup didunia ini namun Allah juga bisa berkehendak lain.Barabas yg dibebaskan dan mengganti Yesus itu menikmati hidup di dunia inisaja. Namun penjahat tsb tidak menikmati hidup di dunia ini tapi kelak diaakan mempunyai kehidupan yg kekal.

Terima kasih untuk pendapat2nya : Ngomong-ngomong Member Milis yang lain pada kemana nich..?? Ayo dong berkomentar !!!

Jumat, 15 Agustus 2008

Menaruh Bara di atas Kepala

Hubungan saya dengan seseorang sedang tidak baik. Hal ini dikarenakan karena fitnah dan kesalahpahaman. Saya pribadi sudah mencoba menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya kepadanya. Saya juga sempat meminta maaf kalau ada hal yang secara tidak sengaja sudah membuatnya marah besar dengan saya.

Merasa sudah menjalankan kewajiban saya yaitu menjelaskan yang sebenar-benarnya dan meminta maaf, saya pikir hubungan kami sudah membaik. Ternyata tidak..dia tetap saja murka..berseteru dengan saya..SEDIH? sudah pasti. Tapi saya mencoba mengambil sikap untuk tidak menjadikan dia seteru saya (walaupun saya tetap dijadikan seterunya) Tetap menyapanya walaupun tidak mendapatkan jawaban. Tetap santai dan penuh damai kalau mau lewat di depannya walaupun dia harus tergesa-gesa meninggalkan tempat duduknya jika saya lewat. Semula saya sedih, dan ingin membalas untuk membangun benteng..tapi saya teringat beberapa ayat di bawah ini

Roma 12 : 17 -19
17 Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang! 18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang! 19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.

Niat untuk membalas mendiamkan pun saya urungkan. Saya tetap menyapanya walaupun tanpa balasan itu semula menyakitkan hati. Kelakuannya pun tak berubah, masih suka ngacir kalau melihat saya, diam-diam saya berpikir..apa gak capek yaa tiap liat saya dia harus ubah posisi enaknya ke posisi lain alias mesti pindah ke lain tempat? Apa gak capek ya..tiap kali melihat saya harus menghindar..padahal saya damai-damai saja tidak memusuhinya? Tak ada rasa takut dalam hati saya ketika menemuinya, meskipun saya di posisi yang difitnah..lho kenapa dia yang selalu lari terbirit-birit menghindari saya? Kalaupun ini dia lakukan karena rasa bencinya..apakah ini tidak berarti menghilangkan kenikmatan hidupnya karena harus menghindari saya terus menerus?
ehm...inikah bara di atas kepala itu?

Roma 12 : 20-21
20 Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
21 Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!


Duh, dalam hati saya kasihan dengan ketidaknyamanan yang dia buat sendiri. Diam-diam dalam hati saya ingin mendekatinya dan berbicara lebih dari hati ke hati. Supaya bara di atas kepalanya segera padam. Diam-diam dalam hati saya berdoa :

Tuhan, sekiranya Engkau ingin membalaskann perbuatannya...bolehkah aku memilihkan jenis pembalasannya?
Kalau boleh, aku ingin sekali Engkau membalas dengan cara mendamaikan aku dengannya, menyertai aku ketika aku berbicara dengannya sehingga kerinduanku untuk berbaikan dengannya bisa terealisasi. Jamah hatinya, supaya dia bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Lembutkan hatinya, supaya dia mau berdamai denganku. Pembalasan dengan jenis ini lebih memuaskan hatiku ketimbang ENGKAU membalas dengan murkaMU yang bisa saja mencelakainya. Dengarkan doaku ya Allah yang Maha Rahimi. AMIN

--------------------------------------------------------------
When i miss your sweet smile my "daugter"
Open your heart to give me appologize
Open your eyes to look the true
--------------------------------------------------------------

Rabu, 13 Agustus 2008

TERIMA KASIH YAA...

Duh, gak nyangka.. bisa jadi Finalis. Semula aku ikut CIBFest karena didorong sama teman, akunya sih cuma iseng-iseng aja, gak berharap jadi pemenang; mimpi jadi finalis pun tidak.
So..saya tidak terlalu mempromosikan blog untuk di "VOTE".
Begitu dapet email dari moderator kalo blog ku jadi FInalis rasanya agak-agak takjub gitu..
di kesempatan sore ini,...cie bahasanya...
saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang sudah berkunjung ke blog saya, juga memberikan "VOTE" nya,
Saya bersyukur sekali kalau tulisan-tulisan saya bisa mewarnai hidup rekan-rekan semuanya.
Semoga Blog ini juga semakin memuliakan nama TUHAN.
AMIEN

Kamis, 07 Agustus 2008

Sedikit Pemikiran Tentang Pemerhati

Saya tidak tahu, apakah pelayanan pemerhati itu termasuk pelayanan yang popular atau tidak. Seperti doa, pelayanan ini tergolong pelayanan senyap (ini menurut saya lho, boleh dikoreksi kalau salah), dan kalau saya sedang melayani seseorang yang butuh diperhatikan saya mengumpamakan diri saya sebagai pejuang yang bergerak di bawah tanah. Bekerja dengan rela tanpa ada satu orangpun yang tahu. Bahkan bekerja dengan rela, jika ketika saya butuh perhatian tidak ada satu pun yang mau memberikan nya bagi saya (kecuali TUHAN)

Gereja belakangan ini (masih menurut pengamatan saya) disibukkan dengan program-program penjaringan atau penjalaan jiwa-jiwa baru. Ini tidak salah, karena sebagai pengikut Kristus sudah menjadi kewajiban kita untuk memenuhi amanat AgungNYA (Matius 28 : 19). Tapi di sisi lain banyak yang mengeluhkan adanya eksodus jemaat ke Gereja yang memiliki karakter kekeluargaan yang lebih hangat.

Kalau boleh, jemaat awam ini ingin sedikit berbicara mencurahkan uneg-uneg yang selama ini hanya tersimpan di dalam kepala.

Menurut saya, pemerhati adalah salah satu tim pelayanan yang penting di Gereja. Mereka membantu Gembala Sidang untuk memperhatikan keadaan jemaat dan membantu sebisanya, jika diperlukan bisa menghimpun pasukan untuk memberikan bantuan.

1. Siapa kah yang harus menjadi pemerhati?
Setahu saya, setiap orang Kristen wajib untuk menjadi pemerhati setidaknya untuk sekelompok jemaat yang dekat dengannya. Entah dekat dalam lokasi atau emosi. Pemerhati haruslah siap memberikan waktu, telinga, hati, bahkan sedikit dari materi yang mereka punyai untuk ikut mempeduli, merawat, dan menolong Jemaat. Bukankah ada tertulis demikian :

Matius 25 : 34-40
34 Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
35 Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan;
36 ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku.
37 Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?
38 Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian?
39 Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau?
40 Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.

Ada sekelompok orang yang berdalih…itu bukan talentaku. Menurut saya, memperhatikan orang itu tidak butuh talenta khusus, yang dibutuhkan adalah kesediaan untuk mengesampingkan sedikit dari keperluan pribadinya dan bersedia untuk memberikan perhatian kepada orang lain….

2. Siapa yang harus diperhatikan ?
Jemaat sebanyak yang kita bisa perhatikan. Belakangan ini banyak sekali kasus bunuh diri yang dipicu dari beban hidup yang teramat berat, kesendirian, tidak adanya kepedulian sesama, dst dst. Dan saya yakin beban hidup yang terjadi ini tidak hanya menyerang orang-orang non Kristen. Ini juga dialami oleh anak-anakNYA. Alangkah mengerikan jika komunitas (baca : Gereja) yang dikenal sebagai “penyalur KASIH ALLAH” didapati orang-orang yang bunuh diri karena merana sendiri ketika mereka dalam menghadapi beban hidup? Bukankah satu keluarga yang penuh dengan kasih sudah pasti akan tercipta suasana yang hangat, suasana yang menumbuhkan semangat?

Bukankah kita juga harus mulai memperhatikan sekeliling kita, saling mendorong, saling menasihati dengan KASIH?

Ibrani 10 :24; Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

Seringkali saya merasa miris jika mendapati keadaan yang ironis. Jika saya harus mendengarkan dengungan dewan rapat yang mengatakan, “ Ayo jarring jiwa sebanyak-banyaknya bagi TUHAN!” tapi di sisi lain, banyak sekali jemaat yang merana karena sepinya perhatian. Di sisi lain, masih banyak jemaat yang latah dan menyadari bahwa perhatian itu harus dari gembala sidang.

Hey…bukankah jiwa-jiwa itu untuk diperhatikan, dirawat, dan dididik supaya menghasilkan buah bagi TUHAN? Kalau focus kita hanya untuk menjaring jiwa dan tidak ada yang mencoba untuk mulai jadi sahabat bagi jemaat, tidak ada yang peduli ketika ada jemaat yang datang dengan muka yang muram, bahkan lebih ironisnya tidak ada yang tau penyebab seorang atau sekeluarga jemaat yang sudah beberapa waktu tidak ikut beribadah. Bukankah Gereja hanya menjadi terminal transit bagi jiwa-jiwa yang haus akan kasih? Jadi rasanya kita tak perlu menjadi sinis ketika jemaat harus pindah ke gereja yang memberikan suasana yang hangat dan penuh kasih.

3. Bagaimana memulai pelayanan ini?
Tuhan tidak meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kita lakukan. DIA juga tidak pernah meminta sesuatu yang tidak kita punya.

  • Kita tidak perlu menjadi orang lain ketika menjadi seorang pemerhati.
    Mulailah dari kesediaan mencari tau kabar orang yang menurut kita butuh mendapatkan perhatian. Bisa melalui telepon ataupun kunjungan langsung.
    Latihlah diri kita untuk bersedia mendengar tapi lambat untuk berbicara atau menghakimi
    Tanamkan dalam diri kita, kita menjadi pemerhati tidak harus menjadi jalan keluar, kita memposisikan diri kita sebagai teman dalam duka atau pergumulan.
    Ambil waktu untuk berdoa bersama teman atau jemaat yang sedang dalam pergumulan
    Jika memungkinkan memberikan pertolongan lebih dari doa…rasanya akan lebih menolong, tapi jika tidak..rasanya kehadiran kita dalam memberikan simpati cukup memberikan kekuatan bagi jemaat yang sedang berbeban berat.

4. Himbauan Untuk Para Hamba Tuhan
Mungkin lebih tepat kalau saya sebut sebagai usulan. Saya sangat menyadari, sebagai jemaat biasa tidak punya pengalaman terlalu banyak dalam bidang pelayanan. Tapi, melihat permasalahan yang terjadi di lapangan, saya ingin mengusulkan sesuatu (semoga bermanfaat) :

  • mulailah menanamkan di hati jemaat untuk mandiri, dalam memberikan perhatian kepada sesama jemaat. Mengingat, banyak sekali jemaat yang kecewa jika dalam persoalan tidak ada kunjungan ataupun perhatian dari Pendetanya. Padahal, Saya pribadi tahu dan mengerti, sebagai seorang hamba Tuhan pasti memiliki seabrek tugas dan tanggung jawab.
    Mulailah menggalakkan semangat untuk saling memperhatikan di antara para jemaat, supaya jangan ada jemaat yang merasa tidak punya teman di Gereja.
    Mulailah untuk meyakinkan bahwa setiap orang diciptakan untuk memberi nilai tambah kepada sesamanya.

Dengan demikian, sie pemerhati akan berkembang dengan cepat untuk membantu Tugas para gembala sidang dalam memperhatikan domba-dombanya.

Ini sekedar usulan, dengan segala hormat dan kerendahan hati, saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam pemikiran dan pemilihan kata dalam tulisan saya kali ini.

Melalui blog ini saya sangat mengharapkan feed back, baik berupa kritikan, caci maki, heheheee…asalkan dengan kasih…supaya saya pun boleh belajar untuk mengembangkan diri di dalam Tuhan.

Dari : Sekolah Senyap,
Kurikulum Kasih dan Perhatian
07/08/07, Menara Imperium Lt. 18
Terima kasih kepada :
Para Gembala Kecil yang memberikan suri tauladan yang indah
Pdt. Yohanes (Gembala sidang GPdI Ngunut - Jawa Timur) - Yang dipakaiNYA untuk membidani kelahiran baru saya
Pdt. Jantje Paoky (Gembala sidan GPdI Polonia - Jakarta) - Yang "merawat" dan "membesarkan" saya dengan penuh kasih
Para Guru Sekolah Minggu yang dulu dengan setia menarik-narik saya untuk rajin sekolah minggu, kesetiaan kalian tidak pernah sia-sia
teristimewa kepada GEMBALA AKBAR, yang senantiasa memberikan yang terbaik untuk saya, bahkan ketika saya tidak bisa memberikan apa-apa kepadaNYA

Jumat, 01 Agustus 2008

Kasih Bapa

Perjalanan hidupku kali ini membawaku untuk menghayati peran TUHAN sebagai BAPA. Bukan maksudku untuk mengatakan baru kali ini aku mengenalNYA sebagai BAPA, dari sejak kelahiran baruku aku sudah percaya pada 3 oknum tapi satu dan satu oknum dalam Tiga. Tapi sejujurnya...penghayatan hidup selama ini seringkali membawaku untuk melihat dan merasakan TUHAN sebagai TUHAN dan RAJA, sebagai seorang SAHABAT dan sebagai KEKASIH yang ROMANTIS

Kali ini, ketika semua aspek hidup berjalan diluar kendaliku, ketika beban seperti bertumpuk-tumpuk mencoba untuk menindihku...aku baru bisa menghayati peranNYA sebagai BAPA.

Sehingga....aku yang sedang belajar hidup sebagai seorang hamba ini sedikit bisa menyimpulkan hasil pengenalanku kepadaNYA, seperti ini :

Seorang Bapa yang baik, bukanlah yang terus menerus menghindarkan anak-anaknya dari kesulitan. Karena dalam kesulitan itulah anak-anakNYA dilatih untuk lebih kuat menuju kesempurnaan karakter setara dengan Kristus.

Ya...Tuhan memang mengizinkan adanya kesulitan..TAPI..DIA juga yang memampukan kita untuk menghadapinya
Memang seringkali kita diizinkan untuk menghadapi jalan buntu..TAPI..DIA juga yang menyediakan jalan keluar
DIA memang mengizinkan masalah datang bertubi-tubi menghadang kita..TAPI..DIA juga yang menyediakan pertolongan bagi kita
DIA memang mengizinkan iblis untuk mencobai kita..TAPI..ternyata..mataNYA tak lepas mengawasi kita...sehingga Iblis tak bisa semena-mena terhadap kita

Menyadari semua ini..rasanya hidup ini sedang dimanjakanNYA. Dan menyadari KASIH BAPA..rasanya tak ada alasan untuk mengatakan TIDAK ADA HARAPAN

Selalu ada harapan...bahkan di saat kita tak bisa melihatnya
Selalu ada mujizat....bahkan di saat kita berkata...mujizat sudah punah

Guys...bersyukurlah selalu bahkan di saat keadaan sekelilingmu tak memberimu alasan untuk bersyukur
bersukacitalah karena TUHAN tidak pernah meninggalkan kita

TUHAN adalah pertolongan kita, dan harapan kita kepadaNYA tidak akan pernah sia-sia.

@Lt 18, Menara Imperium