Catatan seorang murid yang mencoba meneladani langkah SANG GURU dalam setiap langkahnya. Meninggalkan jejak yang baik, untuk generasi yang sekarang dan yang akan datang.
Kamis, 31 Januari 2008
Berebut Ternak
Selasa, 29 Januari 2008
Mengapa?
Jika kita ingin membangun orang lain, tegurlah dengan kasih... bukan dengan gosip
1Th 5:11 & 2Ti 4:2
Mengapa harus memanggil seseorang dengan julukan yang tidak menunjukkan penghargaan kepada si empunya? Sedangkan Tuhan memanggil kita dengan nama kita sebagai bentuk penghargaan atas umat ciptaanNYA?
Isa 45:3
Mengapa harus merasa perlu menghakimi seseorang atau sesuatu? Jika kita sendiri bukanlah orang yang bisa membenarkan diri kita sendiri. Bukankah ada ganjaran bagi orang yang gemar menghakimi orang lain? Dan bukankah hanya Tuhan yang sanggup menjadi hakim yang adil? Bukankah Kristus bangkit untuk menjadi pembela dan bukan sebagai pendakwa?
Mt 7:2 & Joh 5:30
Mengapa harus bercerita, bercanda, dan berkata hal yang sia-sia? Bukankah setiap ucapan bibir kita akan diajukan di meja pengadilan ketika hari akhir tiba?
Mengapa kita harus sibuk mengomentari orang lain? Tapi tidak rela untuk belajar bebenah diri? Apakah kita lebih baik dari orang lain?
Lukas 6:41
Mengapa kita tidak bertekun saja untuk memperbaiki diri, bersabar dalam proses penyempurnaan setara dengan Kristus? Dan tekun dalam perlombaan yang sudah diwajibkan bagi kita?
Heb 12:1
Dengan sungguh-sungguh menjaga hati
Pr 4:23 Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Dan fokus pada tujuanPhp 3:14 dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Mengapa kita tak rela belajar? Padahal kita punya Guru yang Maha Dahsyat, yang sanggup mengajari kita untuk menjadi lebih pintar? Dan mau memberikan hikmatNYA tanpa mengungkit-ungkit?
Jas 1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Marilah kita perbarui batin kita, agar semakin selaras dengan kehendakNYA, bukan hanya sibuk dengan urusan2 yang tidak penting.***
Pak Harto dalam Kenangan -ku
Sejak saya masih SD, saya sangat menyukai kegiatan tulis menulis, surat menyurat atau koresponden. Entah mengapa, kegiatan tulis menulis ini membuat saya merasa bebas untuk menyuarakan apa yang ingin saya utarakan. Dan dalam kegiatan surat menyurat, membuat saya memiliki banyak sekali sahabat pena. Satu lagi hobby saya...mencoba segala sesuatu (bahkan yang nyrempet2 bahaya).
Tiba-tiba terbesit keinginan saya untuk mengirim surat kepada Bapak Presiden Suharto. Saya ingat sekali.. waktu itu saya cuma minta benda kenang2an sebagai 'aji-aji' supaya saya ketularan jadi wong gedhe (maklum, saya dibesarkan di keluarga yang multiagama, jadi waktu itu masih mengadopsi pelajaran2 dari agama dan kepercayaan tetangga).
8 bulan setelah saya mengirim surat, saya mendapatkan panggilan dari kantor pos terdekat. Mereka bilang saya mendapat surat khusus dari kepresidenan, jadi yang menerima kiriman yang harus menghadap Kepala Kantor Pos untuk mengambil kiriman. Ibu saya yang waktu itu cuma guru SD, mendadak panik. Beliau berpikir saya sudah mengirimi surat yang berisi kritikan dan hujatan kepada Pak Harto. Tapi setelah saya terangkan bahwa saya cuma minta kenang2an, beliau agak tenang. Ternyata benar, sampai di kantor pos saya bisa melihat kiriman dari Asisten Menteri Sekretaris Negara urusan Mass Media yang digawangi bpk. G. Dwipayana.
Guys,... mungkin kenang2an itu gak ada nilai materialnya, cuma berupa Foto Bapak dan Ibu Suharto, pulpen dan pensil. Tapi...adanya balasan surat yang saya terima, membuat saya jadi lebih percaya diri. Karena waktu itu saya masih kecil, saya sempat berkhayal mengapa bukan Pak Harto sendiri yang membalas surat saya...hehehe.. begini khayalan saya :
"Dwi..dwi....(maksudnya Pak Dwipayana)..aku (Pak Harto) kan lagi sibuk, tolong dibalesin ya ada rakyatku yang kirim surat minta kenang2an".... hehehee...
Setelah beranjak remaja, dan tahu sedikit tentang organisasi, saya pun tahu, pasti banyak surat yang tidak sampai langsung ke tangan Pak Harto waktu itu. Demi kepuasan rakyat (seperti aku yang masih SD waktu itu) dibuatlah sistem untuk mengatur semuanya.
Tambah dewasa, tambah tau, orang sesibuk beliau, pasti gak sempat baca surat yang gak penting macam itu...hihihiii...tapi aku justru kagum dari sini
Biarpun beliau gak sempat, kok sempat2nya mikiri untuk membentuk tim khusus yang menjawab surat2 gak penting dari anak2 SD itu ya? FYI, anak2 SD yang kirim surat ke beliau ternyata buaaanyaaak.. dengan permintaan yang ajaib-ajaib lho.
Surat balasan itu masih saya simpan hingga sekarang, terlaminating rapi. Ada satu kesan dan kekaguman, bahwa pernah ada orang besar yang berusaha menyentuh seluruh lapisan rakyat termasuk anak2 polos yang iseng minta ini itu, seolah beliau adalah santa claus.
Jika kita jadi presiden, kira2 masih sempat gak bikin Tim khusus untuk meladeni surat2 polos macam itu? Jika kita jadi presiden... apakah kita imun terhadap kesalahan2 yang sekarang dituduhkan kepada beliau? Jika kita jadi presiden......
Selamat Jalan Pak Harto.... kami memaafkan semua kesalahanmu....
Kamis, 24 Januari 2008
Ketika hati ditekan, airmata tercurah
hati yang tercabik-cabik iri
terkoyak ketidakberdayaan
menghadapi tekanan
beban, dan keluh kesah tiada habis
Aku marah dengan keadaan
namun tanganku tak sanggup mengepal
untuk hancurkan kesukaran
Aku murka dengan tekanan demi tekanan
tanpa kelonggaran
namun kakiku tak mampu menendang
setiap serangan tekanan yang ada
Tuhan, ampuniku yang tak bisa bersyukur saat ini
itu sebabnya kuberanikan diri untuk menghadapMU
karena kutahu hanya KAU yang sanggup mereparasi hatiku
yang sudah terlanjur rusak karena luka
Tuhan, jangan congkel mataku
yang sedang menjadi saluran iri atas keberadaanku
tapi berilah aku cara pandang baru
supaya dengan mata yang telah Kau perbarui itu
aku tetap melihat keindahan, di saat tak ada satu pun yang bisa memberiku alasan
dan beri aku hati yang baru, untukku lebih mengenalMU
dan bersyukur selalu
karena aku punya Allah yang jauuuuh lebih besar dari segala kesukaranku
dan biarlah mulutku tak lagi berkata," Tuhan, aku punya masalah besar!!"
tapi dengan bangga berteriak,"Hai Masalah!!! Lihat, aku punya Allah yang Besar!!
Tuhan, aku akan nantikan Engkau... hingga terbit kekuatan baruku
dan mulutku kan bermazmur karena kebaikan hatiMU.
Mazmur 38 : 10, 22-23
(38-10) Tuhan, Engkau mengetahui segala keinginanku, dan keluhkupun tidak tersembunyi bagi-Mu;
(38-22) Jangan tinggalkan aku, ya TUHAN, Allahku, janganlah jauh dari padaku!
(38-23) Segeralah menolong aku, ya Tuhan, keselamatanku!
Jumat, 18 Januari 2008
Kehidupan dan Jetcoaster
Rabu, 02 Januari 2008
Kasih SetiaMU itu Cukup Bagiku
saat ini aku sedang menyimpan kepahitan dalam hatiku, (ehm.. sesuatu yang tak Kau sukai, bukan?)
tapi aku memang sedang tidak bisa menghalangi dosa itu masuk ke dalam hatiku.
....seharusnya bisa ya? tapi terlambat...
pikiranku telah terlanjur meng"approve" segala hal negativ dan pahit untuk masuk dan kemudian mencengkeram hatiku, membuahkan kekecewaan, keapatisan, ketidakpedulian, dan segala hal yang busuk ini telah mempengaruhi "napasku" sebagai orang percaya.
Tuhan, aku gak mau simpan2 barang busuk ini lagi. Tolonglah aku untuk membuangnya ke "tong sampah ajaibMU". Tolonglah aku untuk tetap menjadi anak yang manis kesayanganMU sekalipun keadaan sekelilingku seringkali memaksaku untuk merasakan hal2 yang pahit. Tolonglah aku untuk menjadi "penyalur kasih" dan bukan lagi "penghisap kasih"
Memang banyak yang bisa menjadi alasan untuk tetap "berdosa", tapi aku sudah berkeputusan untuk membuang semua itu. Aku ingin menyenangkanMU. Aku melepaskan pengampunan atas semua yang sudah melukai hatiku. Aku melepaskan kekecewaan yang sudah mengikat suka citaku, membuka lembaran baru, mengukir kisah yang lebih seru lagi bersamaMU.
Meskipun, aku butuh kekuatanMU untuk mengatasi semua rasa itu. Tapi aku tahu, Kau pasti dengan murah hati akan memberikannya padaku, bukan?
Ampuni aku, karena aku sudah melukai hatiku dengan segala hal busuk ini. Sekarang aku ingin Kau tahu...
kalau aku :
- akan tetap mengasihi teman2ku, sekalipun banyak diantara mereka yang melupakan dan meninggalkan aku
-akan tetap menunjukkan kasihku kepada mereka yang membutuhkan, walaupun seringkali Kau izinkan aku merasakan kesendirian ketika aku membutuhkan kehadiran mereka
-akan tetap menjadi murid yang patuh, taat, dan setia, sekalipun....keadaan ini banyak melukai hatiku
karena : KASIH SETIAMU ITU CUKUP BAGIKU
Berjalanlah di sampingku, tolonglah aku untuk menjadi pelaku FirmanMU, supaya aku jangan lagi berdosa padaMU.
Ps 119:11 Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.